kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bisnis radio Mahaka Group masih solid


Minggu, 17 Desember 2017 / 14:04 WIB
Bisnis radio Mahaka Group masih solid


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mahaka Group melalui anak usahanya PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) terus mengembangkan bisnis. Selain mengandalkan siaran radio, manajemen juga sudah merambah digitalisasi dengan masuk pada radio streaming.

Komisaris Utama MARI Erick Thohir menyebut, bisnis radio milik perusahaan saat ini tengah bertumbuh. Strategi digitalisasi radio dengan menggunakan live streaming mendapatkan sambutan yang cukup baik. “MARI itu punya live streaming di atas 10 juta,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Selain melakukan pertumbuhan organik, perusahaan juga rajin mencaplok perusahaan-perusahaan radio untuk memperluas market. Tahun ini saja, MARI mengakuisisi PT Radio Merpati Darmawangsa (Hot FM) dengan kepemilikan 99,9% atau setara dengan Rp 34 miliar.

Selain itu, perusahaan juga membeli 20,8% saham PT Radionet Cipta Karya yang memiliki Prambors FM, Delta FM, dan Female Radio senilai Rp 32,8 miliar. MARI juga mengakuisisi 70% saham PT Radio Kirana Insan Suara( Kis FM), PT Radio Mustang Utama (Mustang FM) dan PT Radio Ramako Djaja Rata (Lite FM) dengan total investasi mencapai Rp 52,8 miliar.

“Baru (akuisisi), sama sinergi Ramaco dan Prambors, kan minoritas tidak usah di-announce. Setelah Ramaco baru (beli) Prambors, itu 21% kami ambil di induknya,” papar Erick.

Menurutnya, bisnis radio saat ini masih cukup baik, selain itu diintegrasikan dengan bisnis media lainnya bakal cukup baik. Erick mengatakan broadcast televisi dan radio masih cukup stabil bertumbuh, memang ada tekanan di bisnis cetak, namun secara komulatif bisnis media tetap bertumbuh.

“Kalau lihat dari market (bisnis media) dari EBITDA itu rata-rata tumbuh 40% dan revenue 30%, tetapi tidak apple to apple dengan cetak, kita ngomongin broadcast tv dan radio. Kalau digital saya tidak tahu,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×