Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) diderai oleh sejumlah tantangan yang membuat laju bisnisnya tertekan hingga kuartal III-2025.
Manajemen TPMA menyebut, pendapatan perseroan mengalami penurunan akibat penyesuaian harga pengangkutan (freight adjustment) yang dilakukan sebagai respons terhadap melemahnya produksi nasional batubara sepanjang tahun berjalan.
“Penurunan volume produksi ini berdampak pada efisiensi rantai pasok secara keseluruhan, sehingga tarif jasa logistik turut mengalami normalisasi,” ungkap Direktur Trans Power Marine, Rudi Sutiono, kepada Kontan.co.id, Senin (8/12/2025).
Meski terjadi koreksi pendapatan, TPMA masih mencatat kenaikan volume pengangkutan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini menunjukkan bahwa operasional perseroan tetap berjalan stabil di tengah tekanan industri.
Baca Juga: Trans Power Marine (TPMA) Lanjutkan Ekspansi Armada Meski Kinerja Lesu
Sebagai gambaran, TPMA tercatat membukukan pendapatan sebesar US$ 83,89 juta hingga periode September 2025. Angka ini menyusut 6% dibandingkan US$ 89,38 juta di periode yang sama tahun lalu.
Sejalan dengan penurunan pendapatan, laba bersih perseroan juga menurun 21,44% menjadi US$ 13,86 juta dari tahun sebelumnya.
Rudi menjelaskan, perseroan menerapkan sejumlah langkah untuk menjaga kelangsungan operasional dan profitabilitas di sepanjang 2025. Pertama, efisiensi biaya operasional, terutama dengan memaksimalkan teknologi fuel monitoring untuk memastikan pemakaian bahan bakar tetap optimal.
Kedua, optimalisasi rute dan armada, melalui penyesuaian jadwal kapal dan peningkatan utilisasi.
Ketiga, diversifikasi dan penguatan hubungan pelanggan, khususnya pelanggan inti yang selama ini relatif tidak terdampak fluktuasi industri batubara.
“Customer-customer TPM adalah customer besar yang tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi industri batu bara,” sebutnya.
Rudi menyampaikan bahwa realisasi belanja modal 2025 berjalan sesuai rencana, di mana alokasi capex tahun ini difokuskan untuk pembelian aset yang dijadwalkan diterima sepanjang tahun.
TPMA saat ini telah mengoperasikan 130 set tugboat dan tongkang.
Hingga akhir September 2025, pihaknya telah menyerap dana capex sebesar 40% dari total anggaran capex US$ 100 juta, dengan rincian 8 tug boat, 9 tongkang, dan 1 floating crane.
Ia menambahkan, sisa pesanan diharapkan dapat diterima sebelum akhir tahun, meskipun terdapat potensi keterlambatan dari shipyard akibat backlog produksi.
“Kami senantiasa berhati-hati dalam menambah armada karena penambahan yang terjadi karena kami sudah mendapatkan kontrak atau pesanan dari pelanggan,” jelasnya.
Selanjutnya: Perbankan Kebut Transaksi Digital, Optimistis Tren Tetap Positif di Tahun Depan
Menarik Dibaca: Buah untuk Diet Apa Saja, ya? Intip 15 Daftarnya di sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













