Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam beberapa bulan terakhir, Perum Bulog kesulitan menyerap beras. Padahal Kementerian Pertanian (Kemtan) mengklaim Indonesia mengalami surplus beras.
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kemtan Agung Hendriadi mengatakan, beras yang diproduksi saat ini dimiliki oleh pedagang, karena itulah harga beras cenderung tinggi. "Beras di pedagang, sehingga pedagang bisa mengendalikan harga dibandingkan pemerintah," ujar Agung, Rabu (21/3).
Agung mengatakan, produksi beras Indonesia mencapai 40 juta ton, sementara konsumsi masyarakat Indonesia hanya 33 juta ton. Dari data tersebut, seharusnya Indonesia mengalami surplus beras.
Lebih lanjut Agung mengatakan, Bulog hanya memiliki kapasitas serapan beras sebesar 3,3 juta ton. Dengan begitu, terdapat sisa kepemilikan beras sebanyak 92%.Bila beras tersebut dimiliki oleh pedagang, maka menurutnya harga akan bisa dipermainkan.
Dalam waktu yang berbeda, Pengamat Pertanian Bustanul Arifiin berpendapat bahwa tidak mungkin menyimpan beras dalam waktu yang panjang. Namun, Agung membantah hal tersebut. Menurutnya, pedagang dapat menyimpan gabah dalam waktu yang lama. "Gabah itu bisa disimpan dalam waktu enam bulan. Dia lalu melihat harga," kata Agung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News