kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BKPM dorong Korsel investasi di tekstil dan sepatu


Jumat, 28 Agustus 2015 / 18:13 WIB
BKPM dorong Korsel investasi di tekstil dan sepatu


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan, kontribusi investasi Korea Selatan di industri padat karya, khususnya sektor tekstil dan industri alas kaki semakin besar ke depan. Sebab, dua sektor tersebut merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja paling besar.

Kepala BKPM Franky Sibarani menjelaskan, Korea Selatan Merupakan negara dengan realisasi investasi terbesar untuk dua sektor usaha tersebut pada semester pertama tahun ini. Catatan BKPM, sepanjang semester pertama lalu, ada 310 proyek investasi Korea Selatan yang menyerap 35.000 tenaga kerja dengan nilai investasi Rp 2,01 triliun.

Secara rinci, terdapat 158 proyek di sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dan menyerap 27.000 tenaga kerja langsung dengan nilai investasi Rp 805,46 miliar. Sementara untuk industri alas kaki, terdapat 54 proyek yang menyerap 5.000 tenaga kerja langsung dengan nilai investasi Rp 86,48 miliar.

“Korea Selatan menjadi negara dengan potensi yang cukup tinggi pada kedua sektor tersebut, khususnya untuk sektor TPT dan industri alas kaki, sehingga akan menjadi fokus pemasaran investasi BKPM,” ujar Franky dalam siaran pers, Jumat (28/8).

Franky menambahkan, investor Korea Selatan masuk dalam daftar 54 proyek investasi masa konstruksi yang sedang dipantau oleh BKPM. Salah satu investasi yang dimaksud, yakni perusahaan yang berlokasi di Wonogiri, Jawa Tengah yang direncanakan memasuki tahap produksi komersial pada akhir tahun ini. Jika beroperasi komersil, Franky memperkirakan akan ada penyerapan 12.600 orang tenaga kerja langsung.

"Perusahaan yang 100% produknya akan diekspor tersebut juga berpotensi untuk menyumbangkan ekspor sebesar US$ 10,5 juta setiap tahunnya," tambah Franky.

Selain itu, lanjut Franky, ada investor garmen asal Korea Selatan yang masih mengalami hambatan terkait persoalan tata ruang di Batang, Jawa Tengah. Apabila beroperasi secara komersil, perusahaan ini bisa menyerap 4.000 tenaga kerja langsung dan seluruh produknya juga diarahkan untuk ekspor.

"BKPM bersama BKPMD Jawa Tengah saat ini sedang melakukan fasilitasi untuk mengatasi hambatan tersebut, sehingga proyek tersebut dapat segera terealisasi,” tukasnya.

Sementara itu, berdasarkan catatan BKPM, realisasi investasi Korea Selatan pada semester I 2015 meningkat 20%, yaitu sebesar US$ 790 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai US$ 650 juta. Demikian juga, pengajuan izin prinsip dari Korea Selatan pada semester 1 2015 meningkat 39% yaitu sebesar US$ 1,48 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 1,06 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×