Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Investasi dan Hirilisasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, Indoensia memiliki potensi energi baru dan terbarukan yang sangat besar, yakni sebesar 3.700 gigawatt (GW).
Menteri Investasi dan Hirilisasi atau Kepala BKPM Rosan Roeslani menyampaikan, potensi energi baru terbarukan tersebut berasal dari tenaga surya, tanaga air, dari tenaga panas bumi, tenaga angin/turbin, bioenergy, dan gelombang laut.
Baca Juga: BPH Migas: Pemanfaatan Biodiesel Hemat Devisa Negara Rp 120 Triliun pada 2023
Rosan menyebut, potensi sebagian besar yang diandalkan ada pada tenaga surya. Namun, menurutnya energi panas bumi juga turut diandalkan, karena energi panas bumi yang ada di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar.
Melihat potensi tersebut Rosan juga turut menawarkan investasi di sektor-sektor energi terbarukan yang potensial di Indonesia.
“Investor Eropa memiliki keahlian, teknologi, dan sumber daya, sementara Indonesia menawarkan banyak potensi dan pasar yang dinamis. Bersama-sama kita dapat menjembatani cakrawala ini dan menciptakan kemitraan yang mencontohkan keberlanjutan, inovasi, dan kemewahan,” tutur Rosan dalalam agenda Indonesia-Europe Investment Summit 2024, Senin (9/12).
Baca Juga: Kementerian ESDM Bidik Pemanfaatan Biodiesel 12,5 Juta kL pada 2025
Adapun Ia mebeberkan, potensi energi dari tenaga surya di Indonesia mencapai 3.294 GW dengan pemanfaatan baru 0,35 GW. Tenaga surya ini banyak tersebar di seluruh Indonesia khususnya di Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Baratdan Riau yang memilkiki tingkat radiasi lebih tinggi.
Kemudian, energi hidro atau energi yang dihasilkan dari penmggerak air yang memutar turbin, potensuinya sebesar 95 GT, dengan pemanfaatan baru sebesar 6,77 GW. Energi ini banyak tersebar di seluruh Indoensia, paling banyak di Kalimantan Utara, Aceh, Sumatera Utara, dan Papua.
Energi dari Bioenergy mencapai 57 GW, dengan pemanfaatan baru sekitar 3,19 GW. Energi ini tersebar di seluruh Indonesia dalam bentuk produk utama, lahan perkebunan hutam limbah, dan limbah dalma industri. Jenis potensi produk yang dihasilkan adalah biofuel, biomassa, dan dioges.
Selanjutnya, energi terbarukan dari angin/turbin dengan potensial energi sebesar 155 GW, dan baru dimanfaatkan sebesar 0,15 GW. Energi ini banyak tersebar di seluruh Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Aceh, dan Papua.
Energi panas bumi potensi energinya sebesar 23 GW, dan baru dimanfaatkan sebesar 2,38 GW. Energi ini banyak tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, Sulawesi, serta Maluku.
Baca Juga: Komitmen Politik Lemah, Transisi Energi Indonesia di Persimpangan Jalan
Terakhir, energi dari gelombang air laut dengan potensi sebesar 63 GW, dan belum pernah dimanfaatkan. Energi ini tersebar diseluruh Indoensia, khususnya Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat, serta Bali.
Lebih lanjut Rosan menyampaikan, untuk merealisasikan energi baru terbarukan tersebut, Indoensia tidak bisa melakukannya sendiri.
“Pastinya kita butuh dukungan dari pihak asing, terutama dari Anda (investor Eropa), karena untuk mengaktifkan potensi ini. Kita butuh pendanaan, kita butuh teknologi, kita butuh kumpulan talenta yang bagus,” ungkapnya.
Disamping itu, untuk mendukung investasi di sektor energi baru terbarukan tersebut, Kementerian Investasi dan Hirilsiasi juga sudah menyiapkan sejumlah kebijakan dan regulasi pendukung.
“Jadi, karena di Indonesia kita berkomitmen untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060, atau lebih cepat sebenarnya. Dan untuk itu, sekali lagi, Indonesia kita menjadi negara yang terbuka (untuk investasi),” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News