kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.806.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.564   1,00   0,01%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

BPH Migas: Pemanfaatan Biodiesel Hemat Devisa Negara Rp 120 Triliun pada 2023


Minggu, 08 Desember 2024 / 18:44 WIB
BPH Migas: Pemanfaatan Biodiesel Hemat Devisa Negara Rp 120 Triliun pada 2023
ILUSTRASI. Pekerja memanen kelapa sawit di PTPN VIII Cibungur, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024). BPH Migas mengungkapkan penggunaan biodiesel B35 berhasil menghemat devisa negara hingga Rp 120,54 triliun sepanjang tahun 2023.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengungkapkan penggunaan biodiesel B35 berhasil menghemat devisa negara hingga Rp 120,54 triliun sepanjang tahun 2023.

Program ini dinilai membawa dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian nasional.

Sekretaris BPH Migas, Patuan Alfon Simanjuntak menjelaskan, implementasi B35 telah diwajibkan sejak Agustus 2023.

Ia optimistis bahwa pada 2025, selain menghemat devisa, penggunaan biodiesel juga akan membantu mengurangi ketergantungan pada impor energi, sehingga mendukung kemandirian energi dalam negeri.

Baca Juga: BPH Migas Revisi Aturan Tentang Pemanfaatan Bersama Pipa Pengangkutan Gas Bumi

"Langkah ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo. Tahun depan, kita berharap bisa melangkah lebih jauh ke B40," kata Alfon di Kantor BPH Migas, Jumat (6/12).

Alfon menuturkan, kemandirian energi atau swasembada energi menjadi target utama yang kita upayakan melalui berbagai inisiatif ini.

Mengenai transisi energi, Alfon menekankan pentingnya sejumlah langkah strategis, termasuk pengembangan infrastruktur energi baru dan terbarukan (EBT). Pemerintah diharapkan dapat memperluas pembangunan infrastruktur untuk mendukung penerapan EBT secara optimal.

Selain itu, Alfon mendorong inovasi teknologi untuk meningkatkan efisiensi energi. Pemerintah juga perlu merancang kebijakan yang mempromosikan EBT, seperti insentif fiskal, subsidi untuk energi bersih, dan penerapan pajak karbon.

Baca Juga: BPH Migas Tegaskan Pentingnya Optimalisasi Gas Bumi Sebagai Energi Transisi

Alfon juga menyoroti perlunya perubahan pola konsumsi energi, misalnya melalui peningkatan efisiensi energi di sektor industri, transportasi, dan rumah tangga, serta memperluas penggunaan gas bumi sebagai alternatif.

"Meski energi alternatif terus dikembangkan, energi fosil tetap memiliki peran dalam bauran energi nasional. Pada 2050, porsi minyak bumi diproyeksikan masih sekitar 20% dan gas bumi 24%," jelasnya.

Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang mempersiapkan berbagai kebutuhan penting untuk peluncuran biodiesel B40 yang dijadwalkan mulai 1 Januari 2025.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU

[X]
×