kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Blitz melebarkan layar franchise


Rabu, 31 Desember 2014 / 06:20 WIB
Blitz melebarkan layar franchise
ILUSTRASI. Coupon Code atau Kode Kupon The Spike Volleyball Story Juli 2023, Lengkap Cara Klaim


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

JAKARTA. Ada beragam cara perusahaan mengembangkan bisnis secara organik pada 2015. PT Graha Layar Prima Tbk, pengelola bioskop BlitzMegaplex memilih membuka penawaran franchise bioskop mulai tahun depan.

Skema franchise yang ditawarkan perusahaan yang baru menjadi perusahaan publik per April 2014 ini adalah, calon investor menyediakan lokasi. Lantas, Graha Layar menyediakan konten berupa film dan teknologi khas bioskop BlitzMegaplex. Hanya, bioskop dengan konsep franchise itu akan mengusung bendera BlitzTheatre.

Informasi yang disajikan manajemen perusahaan itu dalam laman resminya menyebutkan, BlitzTheatre tersebut, minimal terdiri dari empat layar. Sementara BlitzMegaplex minimal terdiri dari delapan layar.

Sayang, manajemen perusahaan itu tak bisa menyebutkan detail konsep bisnis itu. Termasuk, persisnya biaya investasi yang harus dikeluarkan calon investor untuk membentangkan layar bioskop itu. "Hitungannya gini, pembukaan satu lokasi itu investasinya kira-kira Rp 30 miliar," ujar Direktur Graha Layar Prima Johan Yudha kepada KONTAN selepas paparan publik, pekan lalu.

Yang pasti, Graha Layar menjanjikan bagi hasil 50:50. Bagi hasil itu dihitung berdasarkan jumlah tiket yang terjual tiap pemutaran film.

Hitungan manajemen Graha Layar, waktu titik impas modal atau break event point semua investasi mitra bisnis diperkirakan bisa didapat dalam kurun lima tahun hingga enam tahun pasca bioskop franchise ini beroperasi.

Sejatinya, upaya menggandeng investor melalui skema franchise itu bukan terobosan perdana Graha Layar. Sebelumnya, perusahaan berkode BLTZ di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu sudah menjajal skema kerjasama bisnis tersebut sejak 2012.

Alhasil kini sudah ada empat lokasi bioskop yang sudah mengusung konsep franchise dengan total sebanyak 18 layar. Debut pertama Graha Layar dimulai dari pembukaan BlitzTheatre di The Plaza Balikpapan di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Lantas, setahun berikutnya mereka membuka, BlitzTheatre di Grand Galaxy Park, Bekasi, Jawa Barat. Terakhir, Graha Layar membentangkan layar BlitzTheatre bersama investor di Harbour Bay Batam, Kota Batam, Kepulauan Riau pada 17 Januari 2014.

Meski sudah mengantongi pengalaman menerapkan konsep franchise sejak dua tahun lalu, Graha Layar tak mau mencanangkan target penambahan BlitzTheatre. Alasannya, manajemen perusahaan itu ingin selektif menentukan mitra bisnis demi menjaga citra merek bioskopnya. "Yang jelas harapan kami franchise ini bisa berkontribusi 5%-7%," kata Johan.

Menekan beban

Alasan Graha Layar membuka tawaran franchise tentu saja bukan sekadar mencoba skema bisnis baru. Perusahaan itu menghitung, konsep bisnis ini bisa menekan biaya operasional. 

Dengan konsep ini, Graha Layar tak lagi menanggung biaya perawatan, upah pekerja, makanan, dan minuman. Aneka beban itu akan menjadi tanggungan mitra bisnis.

Masuk akal alasan itu sebab pendapatan Graha Layar per September 2014 tertekan beban pokok pendapatan. Beban pokok pendapatan tercatat Rp 103,36 miliar, naik 20,73% dari periode 2013 yakni Rp 85,61 miliar. Padahal pendapatan perusahaan itu sejatinya hanya terkoreksi 0,64%, menjadi Rp 227,19 miliar ketimbang periode sama 2013.

Beban pokok pendapatan itu terdiri dari tiga. Pertama, beban bioskop Rp 85,59 miliar, naik 19,11%. Kedua, beban makanan dan minuman Rp 13,79 miliar, naik 31,96%. Ketiga, beban lain-lain tercatat Rp 33,96 miliar, naik 20,36%.

Tak hanya itu, aneka beban yang masuk dalam pos beban umum dan administrasi juga nyaris semuanya mendaki. Salah satunya beban gaji dan kesejahteraan yang tercatat Rp 39,79 miliar. Nilai itu naik 18,85% dari periode sebelumnya yakni Rp 33,48 miliar.

Aneka beban yang menggerus pendapatan itu membikin rugi periode berjalan membengkak. Rugi September 2013 tercatat Rp 3,74 miliar menjadi Rp 33,36 miliar pada September 2014.

Sambil menyeriusi bisnis franchise, Graha Layar tetap mengembangkan ekspansi bioskop sendiri. Perusahaan itu berencana membuka delapan BlitzMegaplex di Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Balikpapan dan Karawang.

Target perusahaan itu bisa membentangkan 500 layar bioskop pada tahun 2020. Hingga tutup tahun 2014, perusahaan itu memiliki 93 layar tersebar di 12 lokasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×