kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.708.000   17.000   1,01%
  • USD/IDR 16.335   0,00   0,00%
  • IDX 6.788   -6,83   -0,10%
  • KOMPAS100 1.009   -1,54   -0,15%
  • LQ45 781   -2,24   -0,29%
  • ISSI 211   0,76   0,36%
  • IDX30 405   -1,54   -0,38%
  • IDXHIDIV20 488   -3,62   -0,74%
  • IDX80 114   -0,07   -0,06%
  • IDXV30 120   -0,76   -0,63%
  • IDXQ30 133   -0,78   -0,59%

Boediono: Batik jangan dikuasai pemain besar


Rabu, 08 Oktober 2014 / 21:22 WIB
Boediono: Batik jangan dikuasai pemain besar
ILUSTRASI. Primadona Kue Kering Lebaran, Simak Jumlah Kalori Nastar yang Perlu Diwaspadai.


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Yudho Winarto

PEKALONGAN. Wakil presiden Boediono berharap industri batik nasional, tidak hanya dikuasai oleh pemain-pemain besar. Biasanya, para pemain besar itu memiliki modal yang besar pula.

Sebaliknya, menurut Boediono industri batik harus dipertahankan sebagai kekuatan ekonomi rakyat. Hal itu disampaikan Boediono saat membuka pekan batik nusantara di Pekalongan, Jawa Timur.

Seperti dikutip KONTAN dari website resmi pemerintah www.setkab.go.id, Boediono bilang supaya pengrajin dan pengusaha kecil tidak tergilas pemerintah harus memberikan bantuan. Misalnya bantuan dari sisi teknologi. "Para pengusaha ini dan pengrajin juga harus bisa menangkap selera pasar," kata Boediono, Rabu (8/10).

Dengan demikian, pasar akan menyambut batik produksi pengrajin dengan antusias. Sehingga, batik yang diproduksi memiliki nilai tambah dan tidak hanya menjadi produk yang dijual murah.  

Sebagai contoh, batik Pekalongan bisa dimodifikasi dengan memadukan dengan budaya global yang sejak lama menjadi bagian dari budaya kota-kota di wilayah utara pulau Jawa. Sehingga, tidak hanya menambah nilai jual batik itu sendiri, tetapi dapat mengembangkan potensi wisata batik di Pekalongan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×