Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Adapun, nilai ekspor katoda jika Freeport tidak membangun smelter ditaksir sebesar US$ 1,81 miliar. Jika membangun, bisa lebih mini menjadi US$ 1,45 miliar.
Namun, dari sisi penerimaan negara industri hilir, akan ada peningkatan signifikan jika Freeport membangun smelter baru yakni sebesar US$ 15,56 miliar. Jika tidak membangun, hanya sebesar US$ 2,53 miliar.
Begitu juga kontribusi nilai tambah terhadap PDB per tahun. Jika membangun smelter, ditaksir sebesar US$ 6,83 miliar. Sedangkan jika tidak membangun hanya US$ 1,81 miliar.
Baca Juga: Kepercayaan investor terhadap ekonomi Indonesia dinilai cukup tinggi
Dari sisi serapan tenaga kerja, jika tidak membangun smelter baru, hanya akan menyerap 1.000 tenaga kerja. Sedangkan jika membangun smelter baru diproyeksikan akan menyerap hingga 30.000 tenaga kerja.
"Dengan membangun smelter tembaga baru dapat berpotensi menurunkan pendapatan negara pada sektor Hulu. Namun negara memperoleh pendapatan yang lebih tinggi pada sektor hilir dan membuka lapangan pekerjaan baru," sebut Ridwan sebagaimana infografis yang disampaikannya.
Adapun, sejak tahun 2018 PTFI sudah menyiapkan lahan untuk membangun smelter di kawasan JIIPE Gresik, Jawa Timur. Seharusnya, dapat selesai pada Desember 2023. Namun hingga Juli 2020, realisasi pembangunannya baru mencapai 5,86%.
Selanjutnya: Freeport Indonesia akui proyek smelter tembaga belum ada perkembangan signifikan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News