Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama PT Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengakui kasus korupsi yang saat ini tengah berjalan, berpengaruh pada menurunnya kepercayaan masyarakat untuk membeli produk Bahan Bakar Minyak (BBM) dari perusahaan yang dipimpinnya.
"Salah satu faktor penyumbang, tentunya ada trust issue dari masyarakat antara lain kita sedang ada kasus tata kelola hukum. Ini semua masyarakat sudah tahu," ungkap Simon di Istana Negara seperti dikutip dari youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (20/9/2025).
Simon menambahkan, pihaknya akan terus-menerus melakukan perbaikan di dalam tata kelola guna mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat.
"Dan kita secara rutin telah melakukan sosialisasi bahwa yang sudah kami lakukan ini," tambahnya.
Baca Juga: Dirut Pertamina Pastikan Pasok BBM ke SPBU Swasta Bukan untuk Cari Untung
Selain perbaikan tata kelola di sektor hilir. Simon mengatakan Pertamina akan terus meningkatkan kapasitas kilang yang telah ada.
"Kita terus meningkatkan kapasitas kilang kita, upgrade kapasitas kilang. Supaya nanti ketika kapasitas kilang lebih bagus, hasil-hasil produksi kita akan lebih meningkat," jelasnya.
Salah satu yang dia jadikan contoh adalah terkait proyek Refinery Development Master Plan Balikpapan (RDMP) untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas kilang minyak menjadi yang terbesar di Indonesia.
"Misalnya RDMP Balikpapan kan, salah satu nanti targetnya akan menghasilkan produk yang setara euro five kan, dengan kadar 10 ppm sulfurnya," ungkap Simon.
Sebelumnya dalam catatan Kontan, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia juga mengakui perlu adanya perbaikan tata kelola pada perusahaan plat merah itu.
Sebagai imbas dari langkanya BBM pada SPBU swasta akibat pergeseran konsumen imbas kasus korupsi yang menjerat Pertamina.
"Saya harus mengakui bahwa Pertamina juga harus kita upgrade cara pelayanannya yang baik. Pertamina ini adalah BUMN, dia adalah perpanjangan negara," ungkap Bahlil, Jumat (19/9/2025).
Baca Juga: Pertamina Pastikan Tak Cari Untung dari Penjualan BBM ke SPBU Swasta
Lebih lanjut, Bahlil meminta kepada Simon untuk memperbaiki pelayanan perusahaan plat merah tersebut.
"Dan saya sudah minta kepada Pak Simon, agar memperbaiki pelayanannya, memperbaiki kualitas pelayanannya, dan meningkatkan mutu pelayanannya. Agar betul-betul Pertamina juga bisa kompetitif dengan swasta yang lain," jelas Bahlil.
Adapun, perkembangan terakhir, Kejaksaan Agung (Kejagung) telah membuka babak baru atas kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang Pertamina-KKKS periode 2018-2023.
Setelah sebelumnya mengumumkan 9 tersangka pada awal Februari 2025, pada Kamis (10/07) malam, Kejagung mengumumkan 9 nama tambahan yang menjadi tersangka atas tindakan rasuah ini.
Salah satu nama yang menjadi sorotan adalah pengusaha minyak, Mohammad Riza Chalid (MRC) atau Riza Chalid yang menyusul anaknya, Muhammad Kerry Andrianto Riza (MKAR) yang telah lebih dulu ditetapkan sebagai tersangka.
Selanjutnya: Top 10 Negara Warisan Dunia UNESCO 2025: Destinasi Impian!
Menarik Dibaca: 6 Film Animasi Romantis yang Bisa Ditonton Orang Dewasa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News