Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BOSNET Distribution Indonesia memperkuat posisinya sebagai pemain kunci dalam transformasi distribusi fast-moving consumer goods (FMCG) di Indonesia.
Di tengah perubahan perilaku konsumen serta kompetisi yang semakin ketat, perusahaan menilai efisiensi dan kecepatan distribusi menjadi faktor utama yang menentukan daya saing industri.
Presiden Direktur BOSNET Surianto Tjhin mengatakan, kompleksitas distribusi nasional terus meningkat seiring tantangan geografis antar pulau, keragaman karakter pasar, serta tuntutan ketersediaan produk yang harus serba cepat dan konsisten.
Baca Juga: Summarecon Raup Penjualan Rp 600 Miliar dari Klaster Bellefont di Serpong
“Untuk menjawab tantangan tersebut, BOSNET mengandalkan tiga pilar solusi utama: High-Level Consultancy, Digitalization, dan Sharing Operations,” kata Surianto melalui keterangannya, Rabu (26/11/2025).
Pada pilar High-Level Consultancy, BOSNET membantu perusahaan FMCG merumuskan strategi berbasis data, mulai dari analisis penjualan, distribusi, biaya, hingga cakupan pasar.
Setiap rekomendasi disusun berdasarkan perhitungan aktual untuk mendorong pertumbuhan pendapatan dan efisiensi operasional.
Melalui pilar Digitalization, BOSNET menawarkan lebih dari 40 produk digital yang mengubah proses manual menjadi sistem terintegrasi dan real-time.
Solusi ini memberikan visibilitas operasional menyeluruh, meningkatkan pengelolaan inventori, serta menekan biaya distribusi dari tingkat prinsipal hingga outlet.
Adapun pilar Sharing Operations mendorong kolaborasi antarpelaku industri—mulai dari prinsipal, distributor, hingga brand owner—melalui berbagi armada, gudang, dan sumber daya operasional.
Baca Juga: Kementerian Perdagangan Perkuat Pasar Ekspor Nasional ke Peru dan Tunisia
Model ini memungkinkan perusahaan memperluas jangkauan pasar dengan investasi minimal sekaligus menjaga fleksibilitas operasi.
Surianto menegaskan bahwa transformasi distribusi kini tidak hanya soal digitalisasi, tetapi juga bagaimana data dan kolaborasi dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi.
“Investasi teknologi dapat kembali dengan sendirinya melalui peningkatan produktivitas dan kontrol operasional yang lebih kuat,” ujarnya.
Memasuki 2026, BOSNET memprioritaskan integrasi data, peningkatan efisiensi operasional, serta penguatan kolaborasi lintas mitra untuk memperkuat rantai distribusi nasional.
Perusahaan menargetkan dapat membantu prinsipal dan distributor mengambil keputusan lebih cepat, memperluas pasar, serta mempertahankan efisiensi secara berkelanjutan.
Selanjutnya: Soal Formula UMP 2026, Pemerintah Masih Hitung Kebutuhan Hidup Layak
Menarik Dibaca: Promo Payday Bakmi GM sampai 30 November, Paket Bakmi Sultan & Minum Harga Spesial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













