kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bosowa Bikin Smelter Semester II-2103


Selasa, 18 Desember 2012 / 08:00 WIB
Bosowa Bikin Smelter Semester II-2103
ILUSTRASI. FILE PHOTO - The logo of T-Mobile Austria is seen outside of one of its shops in Vienna, Austria, February 25, 2016. REUTERS/Leonhard Foeger/File Phot


Reporter: Diemas Kresna Duta | Editor: Azis Husaini

JAKARTA. JAKARTA. Setidaknya ada dua proyek besar yang bakal dikembangkan dan dioperasikan Bosowa Corporation di tahun ini dan tahun depan.  Pertama, adalah pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) bijih nikel milik yang telah memasuki perancangan desain atau design engineering.

Pembangunan smelter ini akan dikerjakan anak usaha Bosowa, PT Bosowa Metal Industri (BMI). Tak kurang  investasi sebesar US$ 330 juta atau sekitar Rp 3,13 triliun harus disediakan Bosowa. Dana tersebut berasal dari pinjaman bank sebesar 70%, sedangkan sisanya sebesar 30% diambil dari kas perusahaan ini.
Chief Executive Officer Bosowa Corporation, Erwin Aksa, mengungkapkan, pembangunan konstruksi smelter ditargetkan bakal dimulai semester II 2013. "Saat ini proyek smelter sudah masuk tahap design engineering. Mudah-mudahan semester II 2013, konstruksinya sudah berjalan," terang Erwin kepada KONTAN, Senin (17/12).
Erwin mengungkapkan, pembangunan smelter nikel di Jeneponto tersebut memakan waktu sekitar 30 bulan. Jika konstruksi berjalan lancar, proyek akan rampung pada akhir 2015. Menurut Erwin, pembangunan smelter ini ditujukan untuk menggenjot pendapatan perusahaan untuk beberapa tahun ke depan.
Selain itu, pembangunan smelter ini demi mematuhi aturan pemerintah yang melarang ekspor bijih mentah mineral pada 2014 mendatang. "Bahan bakunya akan diambil dari wilayah pertambangan milik Bosowa di Sulawesi Tenggara serta beberapa pertambangan perusahaan lain di Maluku dan Halmahera Selatan," kata dia.
Saat ini, kata Erwin, Bosowa tengah melakukan penjajakan ke beberapa bank untuk mendapatkan dana proyek tersebut. Sayangnya, ia enggan menerangkan lebih lanjut bank mana saja yang disasar Bosowa.
Untuk masalah pasokan listrik yang dibutuhkan smelter, juga sudah tersedia. Sebelumnya, Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Nur Pamudji mengungkapkan, pihaknya telah menerima 10 proposal permintaan pasokan listrik smelter. Smelter yang akan dibangun ini di antaranya terletak di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan di Jawa Timur. Kebanyakan smelter tersebut untuk memproduksi feronikel.
Saat ini sudah ada dua perusahaan yang telah menandatangani nota kesepahaman  dengan PLN, yaitu PT Bosowa Metal Industri dan PT Modern Group. Kata Pamudji, pembangunan pembangkit untuk smelter tersebut akan membantu masyarakat sekitar pabrik karena akan ada tambahan pasokan listrik.


Operasikan PLTU


Selain membangun smelter, proyek besar kedua Bosowa adalah pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap   (PLTU) Jeneponto. PLTU ini untuk memenuhi pasokan listrik di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
Bosowa Corporation akan meresmikan pengoperasian pembangkit ini pada Rabu (19/12) nanti. Proyek yang dibangun sejak 2007 silam ini memiliki kapasitas hingga 2x125 megawatt (MW). Erwin mengungkapkan, pembangunan PLTU Jeneponto menelan dana hingga US$ 250 juta atau Rp 2,37 triliun.
Menurutnya, proyek PLTU tersebut akan dipegang langsung oleh anak usaha Bosowa, yakni PT Bosowa Energy, dengan dibantu PT Sumberenergi Sakti Prima. "Walaupun sempat molor beberapa waktu namun kami akhirnya berhasil menuntaskan pembangunan PLTU Jeneponto," ungkap Erwin.
Erwin menerangkan, listrik dari PLTU Jeneponto akan didistrisibusikan ke daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Ia mengklaim, dengan adanya PLTU, PLN dapat menghemat anggaran untuk membeli bahan bakar minyak hingga sebesar Rp 4 triliun per tahun. "Semoga saja PLN dapat membangun secepatnya instalasi listrik agar masyarakat dapat segera mungkin merasakan manfaatnya," pungkas Erwin.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×