Reporter: Petrus Dabu | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Central Omega Resources, Tbk (COR) menggandeng E United Group, perusahaan asal Taiwan, untuk membangun pabrik pengolahan dan pemurnian nikel menjadi feronikel.
Keduanya, sepakat membentuk perusahaan patungan dengan komposisi kepemilikan saham 40% untuk COR dan 60% untuk E United Group melalui anak usahanya Asiazone Co.Ltd
Johanes Supriadi, Sekretaris Perusahaan COR mengatakan, perusahaan tersebut digaet sebagai mitra karena sudah memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun mengolah pabrik baja di Taiwan. "Dengan itu kami punya keyakinan dengan perusahaan ini," jelas Johanes kepada KONTAN, Kamis (18/10).
Ia menyebutkan, COR sudah merencanakan pembangunan smelter sejak tahun lalu. Karena itu, untuk memujudkan rencana itu, perusahaan menggelar right issue dengan nilai Rp 983 miliar. Sebagian besar dana tersebut untuk pembangunan smelter.
Sejak awal tahun lalu, kata dia, COR aktif mencari mitra strategis untuk memujudkan rencana pembangunan smelter itu. Hasilnya, E United Group dipilih sebagai mitra.
Proyek smelter ini memiliki nilai investasi US$ 700 juta. Dengan rincian, US$ 280 juta untuk smelter, US$ 350 juta untuk listrik, dan US$ 70 juta untuk pembangunan infrastruktur dan pembebasan lahan.
Pabrik dibangun bertahap, tahap pertama berkapasitas 100.000 ton feronikel dan tahap kedua menjadi 200.000 ton feronikel. Tahap pertama, kata Johanes direncanakan mulai konstruksi pada tahun 2013.
Terkait lokasi pabrik itu, Johanes bilang, sampai saat ini, perusahaan belum menetapkan lokasi untuk pembangunan smelter tersebut. "Lokasinya masih dijajaki, ada kemungkinan di Sulawesi Tengah karena lebih dekat dengan pertambangan nikel kita," ujarnya.
Lokasi lainnya yang juga dijajaki adalah di Sulawesi Selatan karena masih dekat dengan lokasi pertambangan perusahaan. "Kemungkinan lainnya di Jawa karena kondisi listrik di Jawa sudah memadai,"tandasnya.
Ada pun kapasitas smelter yang akan dibangun itu nanti mencapai 200.000 ton feronikel per tahun. Semua bahan baku, yaitu biji nikel dipasok dari pertambangan milik COR, yaitu di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.
Tahun ini, COR memperkirakan bisa memproduksi biji nikel mencapai 2,7 juta ton. Saat ini, semua biji nikel tersebut diekspor dalam bentuk mentah ke China.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News