kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bottom line Asahimas Flat Glass (AMFG) catatkan kerugian di kuartal III-2018


Jumat, 16 November 2018 / 18:14 WIB
Bottom line Asahimas Flat Glass (AMFG) catatkan kerugian di kuartal III-2018


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG) belum mampu meraih rapor biru sampai triwulan ketiga tahun ini. Depresiasi kurs rupiah dan meningkatnya harga bahan baku menggerus perolehan laba bersih perseroan.

Mengulik laporan keuangan perseroan sampai 30 September 2018, revenue AMFG tercatat  naik 14% year on year (yoy) menjadi Rp 3,26 triliun. Rusli Pranadi Direktur perseroan mengemukakan bahwa kenaikan sales didukung oleh tumbuhnya volume penjualan sebesar 9% dan harga produknya yang naik 5%.

Namun kenaikan revenue diiringi pula oleh kenaikan beban pokok penjualan sebesar 14,5% dari Rp 2,41 triliun di triwulan ketiga tahun lalu menjadi Rp 2,76 triliun diperiode yang sama tahun ini. Meski laba kotor tetap tumbuh 13% yoy menjadi Rp 499 miliar, tapi perseroan mencetakkan selisih rugi kurs mencapai Rp 192 miliar dimana pada periode yang sama tahun lalu hanya Rp 10 miliar saja.

"Kami memang alami rugi kurs, sebab saldo utang dan pembelian energi gas untuk produksi dalam bentuk dolar. Sedangkan kemarin kurs rupiah mengalami depresiasi, ini sebabkan laba usaha jadi negatif," ungkap Rusli saat paparan publik perseroan berlangsung, Jumat (16/11).

Alhasil, bottomline alias laba bersih AMFG sampai sembilan bulan pertama tahun ini tercatat negatif Rp 51 miliar, padahal pada periode yang sama tahun lalu masih mencatatkan positif Rp 12 miliar. Selain itu, perseroan juga tertekan dengan bertambahnya biaya operasional selama periode relokasi pabrik kaca lembaran dari Ancol ke Cikampek.

Manajemen mengatakan saat ini pembangunan pabrik baru di Cikampek sudah 90% hampir selesai, rencananya semester pertama 2019 lini produksi baru tersebut bakal beroperasi. Mengenai capaian bisnis sampai akhir tahun 2018 ini, menurut Rusli perseroan optimis dari segi topline mampu tumbuh 10%.

Hanya saja untuk bottomline perseroan tampaknya tidak berharap yang muluk-muluk lantaran masih memperoleh capaian negatif di kuartal ketiga ini. "Kuartal terakhir ini harapannya permintaan stabil dan kami bisa bertumbuh lebih baik lagi," kata Rusli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×