kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BP3TI sudah bangun 139 BTS dari dana USO


Kamis, 28 September 2017 / 20:59 WIB
BP3TI sudah bangun 139 BTS dari dana USO


Reporter: Agatha Claudia Pascal | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - Penggunaan dana Universal Service Obligation (USO) yang dikelola oleh Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) diwujudkan dalam pengerjaan infrastruktur.

Pada laman BP3TI dituliskan, berdasarkan peraturan pemerintah nomor 7 tahun 2009 mengenai Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Komunikasi dan Informatika, dana USO berasal dari penyelenggara telekomunikasi dengan besaran pungutan sebanyak 1,25% dari pendapatan kotor operator.

Dhia Anugerah Febriansa, Direktur Infrastruktur BP3TI menjelaskan bahwa berdasarkan dana USO, infrastruktur yang dibangun ada 3, yaitu Palapa Ring, BTS, dan akses internet.

Program USO ini sudah ada sejak tahun 2015 berdasarkan usulan dari pemerintah daerah. Untuk BTS dan akses internet sendiri, pembangunannya perlu melalui usulan dari pemerintah daerah.

“Terkait BTS kami gunakan produk jasa seperti sewa power dan tower, serta transmisi VSAT. Lalu kami integrasikan dengan lahan yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten dan radio BTS milik operator seluler seperti Telkomsel, XL, dan Indosat,” tutur Dhia atau yang biasa dipanggil Odi, Kamis (28/9).

Untuk tahun ini, anggaran untuk USO sekitar Rp 300 miliar untuk membangun BTS di sekitar 300 lokasi. “Saat ini solusi BTS mikro dengan jangkauan radius 2-3 kilometer (km) yang dilaksanakan untuk memberikan layanan 1 BTS di 1 desa,” kata Odi.

Dalam membangun BTS ini, biaya pengeluaran terbesar adalah untuk mengantar perlengkapan keperluan dan instalasi, karena lokasi yang dituju bukanlah lokasi yang mudah, namun lokasi yang digolongkan dalam wilayah 3T (tertinggal, terluar, terepan), serta tidak ada transportasi umum untuk mengangkut.

Dari sekitar 300 lokasi yang ditargetkan untuk dikerjakan, sebanyak 139 BTS sudah terpasang dan on air. Mengenai jaringan yang dipasang, Odi mengatakan bahwa default jaringan masih berada pada jaringan 2G, karena mempertimbangkan transportasi serta listrik yang menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan daya 450 watt.

Targetnya adalah seluruh wilayah di Indonesia nantinya mampu dibangun BTS dengan total sekitar 625 BTS pada 2019. Pada 2017, ada beberapa daerah yang menjadi focus pemasangan BTS, seperti Papua, Papua Barat, Kepulauan Mentawai di Sumatera, dan di Sulawesi Utara.

Di 2018 nanti pembangunan BTS akan dilanjutkan untuk wilayah Sulawesi Utara jika belum selesai, kemudian juga di wilayah Kalimantan, Papua, dan juga Papua Barat.

Dalam menyediakan BTS di blackspot pada 2018 hingga 2019, BP3TI memiliki rencana untuk melakukan lelang. “Masih direncanakan, tapi waktu dan nilainya masih kami kaji, jadi belum fixed,” ujar Odi.

Odi sendiri berharap agar akhir tahun ini sudah bisa dilakukan lelang, sehingga awal tahun depan sudah ada pengumuman pemenang lelang dan mulai bisa berjalan pengerjaan proyek BTS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×