kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BPDPKS telah menyalurkan anggaran Rp 1,98 triliun untuk remajakan kebun sawit rakyat


Selasa, 08 Desember 2020 / 19:10 WIB
BPDPKS telah menyalurkan anggaran Rp 1,98 triliun untuk remajakan kebun sawit rakyat
ILUSTRASI. BPDPKS telah menyalurkan anggaran Rp 1,98 triliun untuk remajakan kebun sawit rakyat.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mengatakan sejak awal Januari hingga 6 Desember 2020, pihaknya sudah menyalurkan dana sebesar Rp 1,98 triliun untuk program peremajaan sawit rakyat (PSR).

"Kami telah menyalurkan dana sebesar  Rp 1,98 triliun untuk mengkaver luasan lahan untuk peremajaan sawit rakyat seluas 71.237 ha," ujar Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman dalam konferensi pers, Selasa (8/12).

Menurut Eddy, luasan kebun yang berhasil didanai ini melibatkan sekitar 30.680 pekebun.

Eddy tak menampik bahwa terdapat kendala yang dihadapi dalam proses peremajaan sawit rakyat ini. Pasalnya, pemerintah sudah menargetkan peremajaan sawit rakyat akan mencapai 180.000 ha per tahun.

Baca Juga: Begini kata emiten sawit terkait penyesuaian tarif pungutan ekspor

Eddy menyebut, kendala tersebut tidak terlepas dari adanya pandemi Covid-19. Dia menjelaskan, di 2020 ini terjadi penurunan penyelesaian rekomendasi teknis dibandingkan 2019.

Eddy menerangkan, penyelesaian rekomendasi teknis untuk pembiayaan peremajaan sawit ini dilakukan secara berjenjang. Dia menyebut, untuk program peremajaan sawit ini dimulai dari usulan dari koperasi atau gabungan kelompok tani pada dinas-dinas perkebunan di daerah tingkat II di kabupaten/kota.

Setelah itu, dilakukan verifikasi dan diajukan kembali lagi ke dinas perkebunan provinsi. Setelah dari dinas perkebunan provinsi, barulah disampaikan ke Direktorat Jenderal Perkebunan.

"Dari Direktorat Jenderal Perkebunan diterbitkan rekomendasi teknis yang itu nanti disampaikan ke BPDPKS sebagai dasar untuk pemberian dukungan peremajaan sawit rakyat ini," terang Eddy.

Tak hanya karena pandemi, kendala pelaksanaan PSR ini pun berkaitan dengan kesiapan para pekebun untuk mengikuti program. Menurutnya, masih ada kendala dalam hal legalitas lahan, sementara legalitas lahan merupakan persyaratan utama untuk ikut dalam program PSR.

Baca Juga: Ada penyesuaian tarif pungutan ekspor, ini kata emiten sawit

Bahkan menurutnya, masih ada perkebunan sawit rakyat yang berada di kawasan hutan. "Kalau ini di kawasan hutan mereka tidak memiliki hak untuk bisa ikut ikut dalam program PSR," kata Eddy.

Ada juga pekebun yang belum tergabung dalam kelembagaan koperasi atau gabungan kelompok tani atau kelompok tani. Bahkan, ada pula pekebun yang menjaminkan surat tanahnya sebagai jaminan hutang ke bank.

Meski begitu, Eddy pun memastikan BPDPKS sudah bekerja sama dengan Kementan dan berbagai pihak untuk melakukan advokasi dan asistensi pekebun, sehingga syarat yang dibutuhkan untuk memenuhi program peremajaan sawit dapat dilakukan.

Eddy pun mengatakan pihaknya akan berusaha memenuhi target pembiayaan peremajaan sawit rakyat di tahun mendatang. "Tahun 2021, kita upayakan kita akan mencoba akan berjuang terus untuk memenuhi target-target  yang ditetapkan yaitu 180.000 ha," kata Eddy.

Sementara itu, pemerintah pun sudah menyesuaikan tarif pungutan ekspor produk kelapa sawit sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 191/PMK.05/2020 tentang Perubahan PMK Nomor 57/PMK.05/2020 tentang Tarif Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.

Baca Juga: Penyesuaian tarif pungutan ekspor CPO dukung pengembangan program pembangunan sawit

Dengan adanya kenaikan pungutan ekspor ini, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud memastikan bahwa program peremajaan sawit rakyat akan menjadi prioritas, dan pungutan tersebut tidak akan dialihkan pada program mandatori biodiesel B30.

"Dalam alokasi BPDPKS, semua segmen alokasi sudah ditetapkan pada awal tahun. Khusus untuk PSR, PSR merupakan program strategis nasional, menjadi program utama BPDPKS untuk direalisasikan agar peremajaan sawit rakyat bisa betul-betul terimplementasi," kata Musdalifah.

Bahkan menurutnya, perbaikan regulasi terus dilakukan sehingga petani mendapatkan kemudahan untuk mengakses dana-dana BPDPKS untuk peremajaan sawit.

"Berbagai upaya sudah dilakukan baik BPDPKS dan oleh kementan dan kita berharap saat ini peningkatan realisasi peremajaannya sudah semakin baik," kata Musdalifah.

Selanjutnya: BPDPKS beberkan tantangan implementasi program peremajaan sawit rakyat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×