kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BPH Migas siapkan jaringan bistribusi untuk topang pasokan gas ke ibu kota baru


Senin, 23 September 2019 / 17:16 WIB
BPH Migas siapkan jaringan bistribusi untuk topang pasokan gas ke ibu kota baru
ILUSTRASI. JARINGAN GAS KOTA PERTAGAS


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan pemindahan ibu kota baru dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Tepatnya di dua wilayah kabupaten, yakni di sebagian Kabupten Kutai Kartanegara dan sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun BU swasta merespon untuk dapat menyokong pembangunan di ibu kota baru tersebut. Salah satu sektor strategis adalah pembangunan infrastruktur energi, termasuk penyaluran gas bumi.

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sendiri tengah memetakan kebutuhan gas di ibu kota baru. Untuk di Kalimantan Timur sendiri, Anggota Komite BPH Migas Jugi Prajogio mengungkapkan, potensi permintaan di Kalimantan Timur mencapai 212 million standard cubic feet per day (mmscfd).

Baca Juga: Jalin sinergi, PT Pertamina EP Asset 4 Papua hemat pengeluaran

Jumlah itu merupakan proyeksi permintaan jangka panjang hingga tahun 2037 untuk kebutuhan industri, listrik dan gas kota. "Saat ini ada potensi demand jangka panjang untuk Kaltim, termasuk ibu kota. Itu belum termasuk kebutuhan gas ibu kota baru karena sedang dalam perhitungan para pihak," kata Jugi saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (23/9).

Dalam proyeksi awal, BPH Migas memperkirakan potensi untuk kebutuhan ibu kota dengan asumsi 1,5 juta penduduk mencapai 34,7 mmscfd dan untuk pemindahan 34 kantor kementerian membutuhkan sekitar 17,02 mmscfd.

Hanya saja, Jugi mengatakan bahwa saat ini potensi pasokan dari konvensional gas belum teridentifikasi. Oleh sebab itu, Jugi pun menyampaikan pihaknya memiliki strategi jangka pendek dan jangka panjang untuk mencukupi pasokan gas ke ibu kota baru.

Baca Juga: Pertamina Hulu Energi catat produksi migas di Agustus 218.250 boepd

Untuk strategi jangka panjang, Jugi bilang, jika terdapat potensi pasokan dari konvensional gas dengan jumlah yang memadai, maka pasokan gas akan menggunakan gas pipa.

Sementara untuk jangka pendek, Jugi menerangkan bahwa kebutuhan akan dipenuhi dengan pasokan gas alam cair atau Liquefied Naturan Gas (LNG) eks Bontang dengan membentuk Wilayah Jaringan Distribusi (WJD). "Proyek pipa ini untuk jangka panjang, untuk jangka pendek gunakan WJD dulu," imbuhnya.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×