kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.894   36,00   0,23%
  • IDX 7.206   65,50   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   12,68   1,16%
  • LQ45 879   12,89   1,49%
  • ISSI 221   1,21   0,55%
  • IDX30 449   6,81   1,54%
  • IDXHIDIV20 541   6,16   1,15%
  • IDX80 127   1,52   1,20%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,88   1,28%

BPH Migas: SPBU VIVO yang Izinkan Dirjen Migas


Senin, 18 September 2017 / 16:55 WIB
BPH Migas: SPBU VIVO yang Izinkan Dirjen Migas


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) tidak merasa memberikan izin kepada PT Nusantara Energy Plant Indonesia (NEPI) untuk membangun dan mendirikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) VIVO.

Meski belum berizin dari BPH Migas rupanya SPBU VIVO ini sudah berdiri di Jl. Raya Cilangkap No.16B, RT.2/RW.5, Cilangkap, Cipayung, Kota Jakarta Timur. SPBU ini bahkan sudah memasang jenis BBM dengan nama Revvo 92, Revvo 90, dan Revvo 88. Adapun warna SPBU itu lebih banyak putih dan list biru dengan logo seperti burung Garuda.

Fanshurullah Asa Kepala BPH Migas mengatakan, yang mengeluarkan izin untuk SPBU VIVO itu adalah Dirjen Migas Kementerian ESDM, untuk itu pihaknya sedang membahas soal berdirinya SPBU VIVO di Cilangkap tersebut."Bukan kami, Dirjen Migas yang kasih izin, ini kami sedang membahas, kalau mau minta keterangan ke sana saja," ungkapnya kepada KONTAN, Senin (18/9).

Saat ditanya bagaimana tindakan dari BPH Migas soal beridirinya SPBU VIVO ini. Fanshurullah tidak menjawab dengan tegas. "Ini kami sedang merapatkan soal SPBU VIVO ini," imbuh dia.

Sementara itu, Juru Bicara Kemenerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, pihaknya baru akan mencari tahu dulu soal SPBU VIVO tersebut.

Sebelumnya KONTAN pernah mewawancarai Direktur Utama PT Nusantara Energy Junaidi Elvis pada Januari 2017. Namun kabarnya Elvis sudah tidak bekerja di Nusantara Energy. Hingga saat ini KONTAN masih berusaha melakukan konfirmasi kepada managemen Nusantara Energy.

Perlu diketahui, Nusantara Energy ini mengklaim, pihaknya tinggal melengkapi beberapa perizinan dan detail desain SPBU yang akan dibangun. Tahap awal, Nusantara Energy Plant Indonesia merealisasikan delapan unit, dengan perkiraan investasi Rp 20 miliar per SPBU.

Junaidi Elvis, Presiden Direktur Nusantara Energy Plant Indonesia, bilang, proses proyek pendirian SPBU tersebut sudah mencapai 70%. Hanya tinggal beberapa permasalahan, seperti lokasi, lahan, distribusi dan perizinan. Yang jelas, dirinya memastikan, tahun ini atau kuartal kedua nanti bisa mengoperasikan SPBU.

Sejatinya, operasional SPBU itu terlambat dari keinginan semula. Sebelumnya Nusantara Energy Plant Indonesia berharap, mengoperasikan SPBU tahun 2016 lalu. Di proyek ini, Nusantara Energy Plant Indonesia membentuk anak usaha yang khusus menangani operasional SPBU.

Selain menunda rencana operasional menjadi 2017, Nusantara Energy Plant Indonesia juga merevisi nama SPBU yang semula bernama SPBU Nusantara. Perubahan nama ini membuat pengoperasian SPBU mundur dari target beroperasi tahun 2016.

Nusantara Energy Plant Indonesia akan menggunakan nama SPBU VIVO, sesuai keinginan induk usaha, yakni Vitol Asia Pte Ltd yang berbasis di Singapura. VIVO adalah merek SPBU yang beroperasi lebih dari 5.000 SPBU di seluruh dunia. Sehingga secara branding diharapkan bisa bersaing dengan kompetitor.

"Kami sudah punya minyak di sini dan sudah mendirikan anak usaha, PT Vivo Energi SPBU Indonesia akhir tahun lalu," kata Junaidi kepada KONTAN, Selasa (3/1). Nantinya di SPBU mereka akan menyediakan jenis BBM dengan beragam jenis, seperti NEPI 92, NEPI 95, NEPI Solar dan NEPI gas.

Bahkan, Junaidi mengklaim, pihaknya juga memiliki bahan bakar jenis RON 88. Tapi ia belum bisa memastikan apakah jenis BBM itu bisa dijual di SPBU Nusantara atau tidak. Yang jelas, kebutuhan BBM ke SPBU mereka nantinya akan dipasok dari storage BBM di Tanjung Priok.

Nusantara Energy juga berencana mengambilalih SPBU yang sudah berhenti operasi. "Untuk yang take over ini lebih mudah, tapi tentu ada negosiasi dan lain hal," jelas Junaedi.

Saat ini, Nusantara Energy Plant Indonesia memiliki lima tangki BBM untuk distribusi, terdiri dari 2 tangki BBM jenis solar dan 3 tangki BBM RON 92 dan RON 95. Terkait harga jual BBM, Junaedi bilang, akan hadir di pasar dengan harga jual yang kompetitif. Apalagi saat ini penjualan BBM ikut harga pasar.

Selain membuka SPBU sendiri, Nusantara Energy membuka kesempatan bagi para investor yang tertarik menjadi mitra bisnis dengan mengoperasikan SPBU sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×