Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Produsen tepung tapioka dan pemanis buatan (sweetener) PT Budi Starch & Sweetener Tbk (BUDI) berencana membangun tiga pabrik dan mengakuisisi satu perusahaan pada tahun depan. Untuk melancarkan ekspansi ini, perusahaan menyiapkan investasi sebesar Rp 150 miliar.
Deputy President Director PT Budi Starch Sweetener Tbk Sudarmo Tasmin menuturkan, tahun depan, perusahaan akan membangun pabrik glukosa, sorbitol, dan maltodextrine berkapasitas 72.000 ton per tahun di Lampung. Selain itu, Budi Starch juga akan membangun pabrik fruktose di Krian, Jawa Timur. Pabrik fruktosa di Jawa Timur ini memiliki kapasitas produksi 72.000 ton per tahun.
Pabrik ketiga akan dibangun oleh anak usaha Budi yakni PT Associated British Budi. Pabrik ini juga bakal memproduksi fruktosa dengan kapasitas produksi 21.600 ton per tahun.
Tak hanya itu, perusahaan berkode emiten BUDI ini juga berencana mengakuisisi perusahaan tapioka di Makassar dengan kapasitas produksi 30.000 ton per tahun. Tapi, "Untuk akuisisi, dananya belum pasti karena masih dihitung perbaikan mesinnya. Tapi sampai saat ini, perkiraan kami sekitar Rp 24 miliar," ujar Sudarmo, Senin (9/12).
Ketiga pabrik yang akan dibangun tahun depan ini ditargetkan rampung dan mulai berproduksi pada akhir 2014 dan awal 2015.
Catatan saja, sebelum rencana ekspansi ini, sebenarnya BUDI telah merampungkan ekspansi pabrik tapioka di Madiun, Jawa Timur yang berkapasitas 30.000 ton per tahun. Tak hanya itu, pabrik glikose milik anak usaha perusahaan yakni PT Budi Lumbung Ciptatani (BLC) yang berkapasitas 36.000 ton per tahun juga telah berproduksi.
Sudarmo bilang, perusahaan memang mengincar lokasi di luar Lampung untuk dijadikan tempat berekspansi. Dengan begitu, BUDI berharap penetrasi BUDI di pasar domestik bakal semakin luas.
Sebenarnya, kata Sudarmo tahun depan perusahaan akan menyiapkan belanja modal sebesar Rp 205 miliar. Selain untuk membangun pabrik, belanja modal tahun depan juga akan dialokasikan untuk biaya operasional BUDI.
Untuk 2014, BUDI mematok pendapatannya tumbuh 10%- 15% dari target tahun ini yang dipatok sekitar Rp 2,4 triliun - Rp 2,5 triliun. Selain peningkatan volume produksi, pertumbuhan pendapatan 2014 diyakini bakal terdongkrak lantaran naiknya permintaan tapioka dan pemanis buatan.
Hingga sembilan bulan pertama tahun ini, BUDI telah membukukan pendapatan Rp 1,72 triliun, turun 1,13% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Penurunan pendapatan ini terjadi lantaran BUDI menghentikan produksi asam sitrat karena kalah bersaing dengan produk impor. Meski begitu,
Sudarmo yakin perusahaan bakal mencapai target pendapatan yang dipatok tahun ini dengan mengandalkan penjualan produk lain seperti pemanis buatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News