kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BUDI targetkan pembangunan pabrik bisa rampung di kuartal I 2020


Kamis, 12 Desember 2019 / 22:39 WIB
BUDI targetkan pembangunan pabrik bisa rampung di kuartal I 2020
ILUSTRASI. Pabrik BUDI Starch & Sweetener Tbk dahulu bernama Budi Acid Jaya, dari grup Sungai Budi Group


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Budi Starch & Sweetener Tbk terus mengawal agenda ekspansinya. Pasalnya, emiten yang memiliki kode saham BUDI tersebut tengah merampungkan pembangunan dan rekondisi pabrik Tapioka dengan kapasitas 60.000 ton di Lampung. 

Adapun pabrik yang tengah direkondisi sebelumnya merupakan pabrik hasil akuisisi perseroan terhadap perusahaan lain. “Jadi pabriknya itu hanya ada kerangka pabriknya, ada bangunan pabrik, mesin-mesinnya masih tergeletak,” kata l. Deputi Presiden Direktur PT Budi Starch & Sweetener Tbk, Sudarmo Tahsin pada acara paparan publik, Kamis (12/12).

Baca Juga: Pemegang Saham di TBLA Tambah Kepemilikan di BUDI

Oleh karenanya, perusahaan kini telah merampungkan pemasangan mesin-mesin produksi yang akan digunakan di dalam pabrik tersebut. Targetnya, pabrik yang memakan investasi senilai Rp 50 miliar tersebut sudah bisa beroperasi pada kuartal I 2020 mendatang.

Dengan demikian, pabrik tapioka yang dimiliki oleh perseroan akan berjumlah 16 pada tahun 2020 mendatang. Adapun kegiatan produksi tepung tapioka sementara ini dilakukan dengan mengandalkan sebanyak 15 pabrik dengan kapasitas total sebesar 850.000 ton per tahun.

Sebagai informasi, emiten produsen tepung dan pemanis tersebut mencatatkan kinerja yang prima di sembilan bulan pertama tahun 2019. Berdasarkan keterangan perseroan paparan publik yang berlangsung pada Kamis (12/12), penjualan konsolidasi perseroan di sepanjang Januari-September 2019 tercatat sebesar Rp 2,32 triliun.

Baca Juga: Budi Starch & Sweetener (BUDI) bagi dividen Rp 5 per saham, ini jadwalnya

Sebelumnya, penjualan bersih perseroan tercatat hanya mencapai Rp 2,06 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Artinya, terjadi peningkatan penjualan sekitar 12,54% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Sekretaris Perusahaan PT Budi Starch & Sweetener Tbk, Alice Yuliana, mengatakan peningkatan penjualan didorong oleh adanya peningkatan volume produksi tepung tapioka di periode tersebut.

Di sisi lain, perseroan membukukan laba kotor sebesar Rp 282,2 miliar di sembilan bulan pertama tahun 2019. Angka ini relatif lebih besar dibanding laba kotor pada sembilan bulan pertama tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 250,1 miliar.

Baca Juga: Budi Starch (BUDI) sebar dividen tunai Rp 5 per saham

Dengan demikian, margin laba kotor sampai dengan September 2019 meningkat 0,03 poin menjadi  sebesar 12,14%. Sebelumnya, margin laba kotor perusahaan tercatat berada di level 12,11% pada periode sama tahun sebelumnya. Berdasarkan penjelasan Alice, sebagian besar peningkatan margin laba kotor berasal dari peningkatan margin laba kotor produk-produk sweeteners.

Seiring dengan adanya peningkatan laba kotor, laba usaha perseroan juga ikut terkerek dari yang semula sebesar Rp 150,7 miliar di kuartal III 2018 menjadi Rp 169,9 miliar di kuartal III 2019.

Alhasil, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga meningkat dari yang semula Rp 27,9 miliar di kuartal III 2018 menjadi Rp 36,2 miliar di kuartal III 2019.

Baca Juga: Entitas Sungai Budi Kompak Bagi Dividen

Hingga tutup tahun nanti,perseroan memproyeksikan penjualan bersih perusahaan bisa bertumbuh dibandingkan realisasi penjualan bersih tahun lalu yang sebesar Rp 2,64 triliun. “Di sembilan bulan pertama kan sudah Rp 2,3 T, sampai akhir tahun kira-kira bisa sampai RP 3 triliun,” ujar Sudarmo di acara yang sama (12/12).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×