Reporter: Handoyo | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Komitmen Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk menjadikan komoditi udang sebagai penghasil devisa negara terus dilakukan. Setelah berhasil mengembangkan budidaya udang super intensif, kini KKP lebih mengintensifkan budidaya udang dengan model pengembangan Eco-Culture Vaname Estate.
Sistem ini memadukan tambak teknologi super intensif dengan unit pembesaran, unit pengolahan air, unit pengolahan udang dan unit pendukung seperti gudang dan pemukiman petambak. Sejalan dengan keberhasilan yang telah diraih maka Indonesia dinilai telah mampu menguasai teknologi tambak udang yang ramah lingkungan.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo mengatakan, prospek pengembangan tambak dengan teknologi super intensif menjadi peluang untuk mencapai peningkatan produksi udang nasional. Salah satu perencanaan strategis yang lahir dari penelitian ini adalah konsep pengembangan Eco-Culture Vaname Estate.
Sistem budidaya tersebut dilakukan melalui tiga kali panen dengan tiga petak kepadatan 750 ekor/m2, 1.000 ekor/m2, 1.250 ekor/m2 dengan estimasi sebesar 37 ton udang Vaname. “Kinerja ini tentu menjadi prospek cerah bagi dunia usaha akuakultur karena pada tambak ukuran 1000 m2 didapatkan produksi yang besar,” kata Sharif, dalam siaran persnya, Kamis (26/6).
Sharif menjelaskan, pengembangan tambak dengan teknologi super intensif dengan label Eco-Culture Vaname Estate menitikberatkan pada prinsip akuakultur berkelanjutan dengan pendekatan blue economy. Dimana produksi yang tinggi dengan memanfaatkan ruang budidaya yang kecil harus menjamin kelestarian lingkungan hidup khususnya perairan pesisir dan laut bagi keberlanjutan usaha akuakultur yang berdaya saing tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News