Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) optimistis ekspor batubara ke negara Asean akan melonjak pada 2025.
Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, Niko Chandra mengungkapkan, PTBA telah sukses mencatatkan penjualan batubara sebesar 31,28 juta ton hingga triwulan III 2024, tumbuh 16% secara tahunan.
Pencapaian ini ditopang oleh keberhasilan memaksimalkan peluang ekspor ke sejumlah negara yang memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi, di antaranya negara-negara Asia Tenggara.
"Misalnya ekspor ke Thailand yang mencapai 1,31 juta ton per triwulan III 2024 alias tumbuh 363% secara tahunan. Sebagai pembanding, penjualan para periode yang sama tahun lalu sebesar 360 ribu ton," kata Niko kepada Kontan, Kamis (26/12).
Lebih lanjut, penjualan ke Vietnam juga naik signifikan menjadi 2,01 juta ton per triwulan III 2024, melesat 346% secara tahunan. Pada periode yang sama tahun lalu, penjualan ke Vietnam sebesar 580 ribu ton.
Baca Juga: PTBA Perkuat Ekspor ke Asia Tenggara
Di sisi lain, laporan terbaru IEA (International Energy Agency) memberikan indikasi positif bahwa batubara tetap menjadi komponen penting dalam bauran energi global setidaknya hingga 2027.
"Kebutuhan energi global, terutama dari sektor pembangkit listrik di negara-negara berkembang (khususnya Asia Tenggara dan Asia Selatan), masih tinggi," ujar Niko.
Untuk itu, Niko bilang PTBA akan memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor ke sejumlah negara yang memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi, baik pasar eksisting maupun pasar-pasar baru.
Sebagai gambaran, PTBA meraup pendapatan senilai Rp 30,65 triliun hingga September 2024. Tumbuh 10,53% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang kala itu sebesar Rp 27,73 triliun.
Namun, laju bottom line tidak sejalan dengan top line. Laba bersih PTBA merosot 14,32% (yoy) dari Rp 3,77 triliun menjadi Rp 3,23 triliun. Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, Niko Chandra mengatakan PTBA menghadapi tantangan dari sisi koreksi harga batubara dan fluktuasi pasar.
Niko menerangkan, rata-rata indeks harga batubara ICI-3 merosot sekitar 14% (yoy) dari US$ 86,32 per ton menjadi US$ 74,59 per ton hingga kuartal III-2024. Sedangkan rata-rata indeks harga batubara Newcastle terkoreksi sekitar 28% dari US$ 185,45 menjadi US$ 133,89 per ton.
Kondisi ini memengaruhi performa keuangan meski PTBA mampu mendongkrak volume penjualan batubara sekitar 16% (yoy) menjadi 31,28 juta ton. PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja. Juga mengedepankan cost leadership di setiap lini.
Baca Juga: Kinerja Indeks BUMN20 Masih Merah, Simak Rekomendasi Saham Konstituennya
Selanjutnya: MNI Hadirkan Koleksi Fosil yang Ditemukan di Indonesia, Berlangsung Hingga 20 Januari
Menarik Dibaca: MNI Hadirkan Koleksi Fosil yang Ditemukan di Indonesia, Berlangsung Hingga 20 Januari
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News