Reporter: Agung Hidayat | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski budaya tulis tangan sudah mulai tergerus oleh kebiasaan mengetik di gawai atau komputer, merek buku tulis Sinar Dunia (SiDU) tetap optimistis permintaan akan kertas dan buku tulis masih dapat bertumbuh.
Martin Jimi, Consumer Domestic Business Head SiDU mengatakan memang tidak ada angka yang pasti berapa jumlah permintaan buku tulis tiap tahunnya. "Namun permintaan buku tulis masih terasa langsung, khususnya di lingkungan pendidikan misalnya," kata Martin, Selasa (8/5).
Martin mengatakan, potensi pasar buku tulis terletak dari populasi anak dan remaja sekolah yang membutuhkan produk tersebut. "Belum lagi katanya sekitar 4,5 juta bayi lahir di negara ini, ini contoh bahwa ada penambahan jumlah pengguna," terangnya.
Untuk itu SiDU getol mengampanyekan budaya menulis. Khususnya untuk segmen anak dan pelajar di seluruh Indonesia.
Buku tulis SiDU diproduksi oleh PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), grup dari Asia Pulp & Paper (APP) Sinarmas. Menilik laporan keuangan TKIM sepanjang kuartal I 2018, pendapatan TKIM tumbuh mini 1,47% menjadi US$ 275 juta dari sebelumnya US$ 271 juta.
Penjualan TKIM didominasi oleh produk kertas sebanyak 90% atau US$ 250 juta di kuartal I 2018 tersebut. Sedangkan sisanya ialah penjualan kertas industri dan produk pengemasan.
Saat ini, Tjiwi Kima memiliki fasilitas produksi di Sidoarjo, Jawa Timur dengan total kapasitas produksi pada tahun 2017 adalah kertas sebesar 1,25 juta ton per tahun, kertas industri dan kemasan sebesar 116.000 ton per tahun, dan stationery atau alat tulis kantor (ATK) sebesar 320.000 ton per tahun.
Adapun stationery yang diproduksi TKIM meliputi buku tulis, memo, loose leaf, notepad, spiral, amplop, kertas komputer, kertas kado, shopping bag dan lainnya. Berkaca pada laporan tahunan TKIM di 2017 lalu, total produksi stationery mencapai 213.000 ton tumbuh 3,39% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 206.000 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News