Reporter: Bernadette Christina Munthe |
JAKARTA. Perum Bulog menargetkan pengadaan beras komersial tahun ini mencapai 800.000 ton. Jumlah tersebut untuk memasok beras komersial untuk operasi pasar dan beras komersial untuk penyaluran sehari-hari.
Angka ini melonjak cukup tajam yaitu hingga 344% dari realisasi pengadaan beras komersial dalam negeri tahun lalu sebanyak 180.000 ton.
Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso menerangkan, peningkatan penyerapan komersial itu untuk menahan laju harga beras untuk public service obligation (PSO) maupun beras komersial ketika harga melonjak.
"Pengadaan beras komersial ada banyak cara, bisa lewat kelompok tani, penggilingan kecil dan juga resi gudang," papar Sutarto dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional Perum Bulog, Kamis(2/2).
Tahun ini Bulog akan mulai menerapkan sistem resi gudang untuk menyerap beras petani. Dalam skema ini Bulog bisa menggunakan dua cara, yang pertama adalah menyediakan gudang Bulog untuk petani menyimpan hasil panennya, dan ke dua menggunakan gudang filial atau gudang milik masyarakat setempat untuk menyimpan hasil panen petani.
Selain itu, sepanjang 2012 Bulog berencana membangun 10 gudang baru dengan kapasitas rata-rata 3500 ton per gudang untuk meningkatkan kapasitas gudang mereka. Sutarto mengatakan saat ini total kapasitas gudang Bulog kurang lebih 4 juta ton.
Agar kinerja semakin efisien, Bulog juga berencana membuat cooperative farming dan corporate farming untuk mempermudah pengadaan beras komersial. Sutarto mengatakan melalui dua program ini ditargetkan bisa mencapai luas lahan 100.000 Ha.
Program corporate farming akan menggunakan model seperti gerakan peningkatan produksi pangan berbasis korporasi (GP3K). Sedangkan dalam program cooperative farming bisa menggunakan mekanisme sewa lahan dan petani menggarap lahan tersebut.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan ketika ditemui di tempat yang sama menuturkan akan mendorong Bulog untuk meningkatkan porsi komersialnya. Dahlan meminta agar Bulog mulai melakukan resi gudang tahun ini.
"Kalau terlalu banyak PSO nanti Bulog sebagai korporasi bakal semakin lemah. Pengadaan beras non-PSO harus semakin besar sehingga Bulog bisa tumbuh," terang Dahlan.
Meskipun demikian ia meminta agar Bulog tetap fokus menggarap komoditas beras dan gula.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News