Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) mengaku masih memiliki gudang yang cukup untuk menampung komoditas lain jika pemerintah menunjuk Bulog menjadi stabilisator harga bahan pokok selain beras.
Direktur Pelayanan Publik Perum Bulog, Agusdin Faried mengatakan, saat ini kapasitas gudang milik Bulog mencapai 4 juta ton. Sementara yang digunakan untuk menyimpan beras baru 2,5 juta ton.
Setidaknya, tersisa ruang sekitar 1,5 juta ton lagi yang bisa digunakan untuk menyimpan komoditas pangan lain, salah satunya kedelai. "Prasarana Bulog siap jika ditunjuk menjadi stabilisator harga. Kedelai bisa disimpan di dalam gudang Bulog sebesar 1 juta ton," kata Agusdin kepada KONTAN, Selasa (7/8).
Seperti diketahui, beberapa waktu terakhir ini, masyarakat resah dengan harga kedelai yang melambung tinggi. Sehingga, ada usulan agar Perum Bulog kembali ditunjuk sebagai stabilisator harga seperti perannya terhadap komoditas beras.
Menurut Agusdin, terkait dengan hal itu, Perum Bulog masih menunggu keputusan pemerintah terkait dengan nasib Bulog ke depan. "Sudah ada tim yang dibentuk Menteri Koordinator Perekonomian, nanti keputusannya tanggal 30 Agustus 2012," jelasnya.
Ia melanjutkan, dalam tim revitalisasi Perum Bulog itu akan memutuskan skema penunjukan Bulog untuk menjaga stabilisasi harga komoditas selain beras. Komoditas itu antara lain; jagung, kedelai dan Gula. Selain itu, ada usulan Bulog ikut menjaga harga daging sapi. “Kami tunggu penunjukan dari pemerintah dulu," jelas Agusdin.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Ali Moeso mengatakan, walaupun jumlah gudang cukup, namun Sutarto menilai perusahaan masih membutuhkan tambahan infrastruktur.
Ia memperkirakan dana investasi yang dibutuhkan untuk memperluas gudang itu bisa mencapai Rp 2 miliar per gudang. "Saat ini kami tinggal menunggu pemerintah untuk merevitalisasi Perum Bulog," tambah Sutarto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News