kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bulog mengadu ke DPR karena kesulitan dapat izin impor gula dari pemerintah


Senin, 20 April 2020 / 16:50 WIB
Bulog mengadu ke DPR karena kesulitan dapat izin impor gula dari pemerintah
ILUSTRASI. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso usai?peresmian Kopi Jenderal di kantor Perum Bulog, Jakarta, Rabu (19/2).


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengeluhkan pihaknya kesulitan mendapatkan izin impor gula dari pemerintah sehingga berdampak impor gula lebih lama direalisasikan.

Budi menerangkan, awalnya Bulog sudah memperkirakan akan ada kebutuhan gula oleh masyarakat menjelang bulan puasa dan lebaran, dimana biasanya pasokan gula lebih sedikit.

Baca Juga: Bulog targetkan impor gula sebanyak 21.800 ton masuk Indonesia di akhir April

Mengingat Bulog masih memiliki pabrik gula yakni GMM, Bulog pun mengajukan impor gula mentah (raw sugar) di November 2019. Rencananya, gula tersebut akan diolah dan didistribusikan ke Masyarakat. Namun, izin impor tak kunjung diberikan.

"Bulan November kami sudah mengajukan impor raw sugar untuk menutupi kebutuhan puasa-lebaran, tetapi baru diturunkan pada Maret, sehingga ini ada keterlambatan. Karena itu kami minta ada perubahan, kami minta impor GKP yang bisa segera didistribusikan kepada masyarakat," ujar Budi dalam rapat dengar pendapat dengan komisi VI DPR, Senin (20/4).

Keterlambatan pemberian izin impor gula tersebut pun kata Budi disebabkan adanya pemikiran bahwa Impor tersebut hanya untuk kebutuhan bisnis Bulog. Padahal Budi mengatakan, gula tersebut akan digunakan untuk kebutuhan operasi pasar.

Baca Juga: Ancaman baru pandemi, pejabat China: Bisa terjadi krisis pangan hebat global

"Kami sudah menjelaskan berkali-kali bahwa ini untuk operasi pasar. Untuk mendukung kebutuhan masyarakat yang selalu berulang saat hari besar, selalu kebutuhan gula dan beras itu meningkat," terang Budi.

Budi mengaku pihaknya selalu berupaya untuk menyerap produksi petani dari dalam negeri. Namun, dia tidak memungkiri impor dilakukan bila pasokannya tidak bisa dipenuhi dari dalam negeri.

Menurut Budi kuota impor raw sugar untuk Maret-Mei 2020 sebanyak 64.750 ton, dimana impor tahap I sebesar 29.750 ton sudah tiba di awal April dan sudah dalam proses pengolahan, sementara impor tahap II sebanyak 35.000 ton sudah dilakukan tender dan diperkirakan akan tiba pada awal Mei.

Baca Juga: Ramadan tahun ini, harga bahan pokok diprediksi stabil dan tidak ada lonjakan inflasi

Sementara, kuota izin impor gula kristal putih yang didapatkan Bulog pada Maret-Mei 2020 sebanyak 50.000 ton, menurut Budi sudah dilakukan tender dan ada 3 supplier yang akan memasok gula tersebut.

Dia menerangkan, untuk gula kristal putih ini akan ada 21.800 ton yang direncanakan tiba di Indonesia pada akhir April, dan sebanyak 28.200 ton tiba di Indonesia pada akhir Mei 2020.

Hingga 17 April 2020,  stok gula yang dimiliki Bulog sebanyak 9.675 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×