kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bulog usulkan lepas beras impor minimal 1 juta ton


Selasa, 02 Juli 2019 / 17:58 WIB
Bulog usulkan lepas beras impor minimal 1 juta ton


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, pihaknya telah mengusulkan ke pemerintah untuk melepas beras eks impor minimal 1 juta ton. Hal tersebut untuk mengurangi beras yang menumpuk di gudang Bulog.

Budi menjelaskan, beras eks impor sebesar 1 juta ton tersebut sudah berusia 1 tahun. "Kualitas beras impor itu memang hebat karena produksinya bagus, sehingga dia bertahan lebih lama. Walaupun memang 1 juta ton itu belum ada perubahan, tetapi bagaimana pun, sesuai standar, kita harus keluarkan," tutur Budi, Selasa (2/7).

Dia mengatakan, untuk mengeluarkan beras ini dibutuhkan izin dari pemerintah mengingat beras eks impor ini merupakan beras CBP yang hanya dikeluarkan ketika ada penugasan baik untuk bantuan sosial, operasi pasar, dan dikeluarkan ketika terjadi bencana alam.

Bila beras tersebut sudah dikeluarkan, Budi mengklaim akan bisa menyerap beras petani lebih banyak lagi. “Kalau kita diizinkan melepas, kita punya peluang untuk menyerap banyak lagi. Kalau tidak diberi kesempatan melepas, kita tidak menyerap lagi karena 2,7 juta itu maksimal gudang kita, kalau kita menyerap kita harus sewa gudang," terangnya.

Dari 1 juta ton tersebut, 50.000 ton beras merupakan beras yang diprioritaskan untuk dikeluarkan. Namun, Budi membantah beras sebanyak 50.000 ini memiliki kualitas yang rendah. Dia mengatakan, beras yang mutunya rendah sudah langsung dikarantina.

Dia pun mengatakan, bila pemerintah mengizinkan Bulog melepas beras tersebut, mereka akan mencari mekanisme penyalurannya. Yang pasti, beras yang dikeluarkan ini bertujuan supaya Bulog tak merugi.

"Kalau sudah bisa, bisa kita ekspor karena Timor Leste, Papua Nugini, negara tetangga kita butuh. Kalau kita lepas dengan ibaratnya tidak rugi tetapi tidak mencari untung. Ini supaya kita bisa menyerap dari dalam negeri yang sekarang masih ada potensi panen gadu sampai Agustus," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×