Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) kian serius mendorong pengembangan emas dalam lini bisnis perusahaan untuk beberapa tahun mendatang.
Direktur & Investor Relations BRMS Herwin Hidayat mengungkapkan saat ini produksi emas baru dilakukan dari satu fasilitas pabrik pengolahan bijih emas di Palu berkapasitas 500 ton per hari.
Nantinya, jika seluruh rencana pembangunan pabrik pengolahan terwujud, maka kapasitas pengolahan bakal meningkat menjadi 10.500 ton per hari. "Perlu diingat pabrik kedua (di Palu) dengan kapasitas 4000 ton per hari baru akan kami selesaikan di bulan Mei-Juni tahun depan," jelas Herwin dalam Public Expose Virtual, Jumat (19/11).
Herwin menambahkan, ekspansi proyek emas di Palu akan didanai dari hasil Penawaran Umum Terbatas (PUT) I yang sudah dilakukan pada Maret 2021 lalu dan juga kredit investasi. Pengembangan ini akan meliputi pembangunan pabrik pengolahan kedua berkapasitas 4.000 ton per hari dengan estimasi biaya US$ 48 juta bersumber dari fasilitas pinjaman.
Baca Juga: Bumi Resources Minerals (BRMS) targetkan kinerja konsisten hingga tutup tahun
Kemudian, dana hasil PUT I alias right issue I sebesar US$ 23 juta bakal dialokasikan untuk pengeboran 1 prospek emas di Poboya, Palu dengan estimasi cadangan sekitar 5 juta ton bijih. Serta pengeboran 4 prospek emas lainnya dengan total cadangan sekitar 15 juta ton.
Selanjutnya, pembangunan pabrik pengolahan ketiga dengan kapasitas 4.000 ton per hari akan dilakukan pada kurun Juni 2022 hingga Februari 2024. Proyek yang menelan investasi sekitar US$ 48 juta ini akan didanai dari hasil right issue Maret lalu. Pengembangan emas juga bakal dilakukan melalui ekspansi proyek emas di Gorontalo.
Merujuk paparan BRMS, pengembangan emas di Gorontalo akan meliputi pembangunan pabrik pengolahan sebesar 2.000 ton bijih per hari dengan estimasi biaya US$ 29 juta. Kemudian, biaya sebesar US$ 21 juta untuk fasilitas pendukung proyek tambang, kemudian kegiatan pengeboran 2 prospek emas di Motomboto dengan estimasi biaya total US$ 29,25 juta dimana sebesar US$ 5,25 juta telah dipenuhi dari dana right issue yang pertama.