Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID, atau Mining Industry Indonesia, memiliki peran kunci sebagai perusahaan milik negara yang bertujuan untuk meningkatkan hilirisasi industri pertambangan di Indonesia. Dalam rangka mencapai tujuan ini, MIND ID telah berusaha menjadi pemimpin dalam upaya hilirisasi industri pertambangan.
Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso, mengungkapkan bahwa hilirisasi adalah salah satu dari tiga mandat yang diberikan pemerintah kepada BUMN Holding MIND ID. Mandat ini mencakup pengelolaan cadangan dan sumber daya strategis, hilirisasi, serta memimpin pasar melalui optimalisasi komoditas mineral dan ekspansi bisnis.
"Hilirisasi industri pertambangan memiliki potensi untuk memperkuat struktur industri, menciptakan nilai tambah bagi Indonesia, dan menciptakan lapangan kerja," ujar Hendi dalam keterangannya, Jumat (6/10).
Baca Juga: Pemerintah akan Lelang 10 Wilayah Izin Usaha Pertambangan Minerba, Berikut Daftarnya
Komitmen MIND ID terhadap hilirisasi adalah langkah konkret dalam mendukung visi "Indonesia Maju" sesuai arahan Menteri BUMN, Erick Thohir, selama kepemimpinannya selama empat tahun. Hilirisasi merupakan strategi kunci dalam pengembangan industri dan ekonomi Indonesia, dengan tujuan meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Hendi menekankan bahwa MIND ID, sebagai perusahaan BUMN di sektor pertambangan, memiliki tanggung jawab dan komitmen kuat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kemajuan bangsa. Dengan fokus pada hilirisasi, mereka berusaha mengembangkan industri turunan yang memberikan manfaat jangka panjang bagi negara dan masyarakat Indonesia.
MIND ID telah melibatkan anggota perusahaannya, seperti PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum, dan PT Timah Tbk, dalam upaya hilirisasi industri pertambangan. Salah satu proyek yang mereka lakukan adalah pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat.
Baca Juga: Praktik Tambang Timah Ilegal Ancam Hilirisasi, Usulan Pembentukan Satgas Menguat
Proyek SGAR ini dimiliki oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI), anak perusahaan MIND ID, dan dikerjakan oleh Konsorsium China Aluminium International Engineering Co. Ltd. (Chalieco) bersama dengan PT PP. SGAR akan memiliki kapasitas produksi 1 juta ton alumina per tahun dan diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku.
Selain itu, PT Inalum juga telah meningkatkan kapasitas produksi aluminium melalui anak perusahaannya, Indonesia Aluminium Alloy (IAA), yang fokus pada daur ulang aluminium.
Dalam upaya mendorong hilirisasi industri pertambangan, PT Antam berhasil membangun smelter feronikel berkapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Proyek ini akan meningkatkan kapasitas produksi PT Antam menjadi 40.500 TNi per tahun.
PT Timah Tbk juga telah membangun smelter TSL Ausmelt Furnace di Kawasan Unit Metalurgi Muntok, Kabupaten Bangka Barat, sebagai bagian dari upaya mendorong hilirisasi dalam negeri untuk mineral timah. Teknologi TSL Ausmelt Furnace ini mampu mengolah konsentrat bijih timah dengan kadar mulai dari 40% Sn, dengan kapasitas produksi 40.000 ton crude tin per tahun.
Baca Juga: Transformasi Kinerja Keuangan GrupMIND ID, Alami Peningkatan Terbesar 5Tahun Terakhir
Selain itu, PT Freeport Indonesia, sebagai bagian dari MIND ID, sedang membangun smelter Manyar untuk memurnikan dan mengolah konsentrat tembaga. Smelter Manyar akan memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 2 juta ton per tahun, menjadikannya pabrik peleburan tembaga terbesar di dunia.
MIND ID juga telah mendukung pengembangan bisnis baterai kendaraan listrik melalui anak perusahaannya, PT Industri Baterai Indonesia (IBC), yang meluncurkan Battery Asset Management Services (BAMS) sebagai langkah dalam hilirisasi komoditas minerba, terutama aluminium dan nikel.
Terakhir, MIND ID memiliki komitmen untuk mendukung pengembangan energi bersih dan pencapaian target nol emisi karbon pada tahun 2060. Mereka percaya bahwa produk hasil tambang seperti nikel, tembaga, bauksit, aluminium, dan timah yang dihasilkan oleh MIND ID akan memainkan peran penting dalam mencapai target tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News