kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Buruan, beli properti sekarang sebelum harga naik


Sabtu, 15 November 2014 / 23:12 WIB
Buruan, beli properti sekarang sebelum harga naik
ILUSTRASI. Twibbon Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2023.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Eddy Hussy mengungkapkan bahwa harga properti saat ini dalam keadaan stabil. Sebelum harga BBM bersubsidi naik, Eddy menyarankan masyarakat segera berinvestasi properti.

"Justru beli segera sebelum harga BBM naik," ujar Eddy di pembukaan Real Estate Expo 2014, di JCC, Sabtu (15/11).

Menanggapi efek kenaikan harga BBM untuk sektor properti, Eddy menilai akan berdampak kepada harga materi dan bahan bangunan. Hal itu pun juga akan berpengaruh kepada harga jual properti yang bisa naik dikisaran 10 sampai 15%.

"Kita belum tahu, kenaikan lebih kepada kenaikan material membuat perhitungan atau prediksi," ungkap Eddy.

Eddy juga berpendapat meski harga BBM bersubsidi naik, namun hal itu bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Selama alokasi subsidi BBM digelontorkan untuk infrastruktur dan properti.

"Pasti ada dampaknya, ada kenaikan itu ekonomi baik, juga akan membantu masyarakat mendapatkan kesejahteraan," ujarnya.

Eddy menjelaskan bahwa masyarakat harus memaklumi keputusan pengembang menaikkan harga rumah. Pasalnya dalam membangun sebuah perumahan harus memasukkan biaya tanah dan material.

"Dapat harga tanah mahal harga jual juga akan naik. Semua lapisan masyarakat harus mengerti, bukan harga properti dimainkan pengembang," paparnya.

Untuk mempermudah masyarakat bisa mengakses pembelian properti, Bank Indonesia harus meninjau kembali kebijakan KPR inden.

Eddy memberi contoh orangtua yang ingin membelikan rumah untuk anaknya terhalang, akibat kebijakan KPR inden hanya diberikan untuk pembelian rumah pertama saja dan rumah kedua wajib membayar KPR 40%.

"Pendapatan anak-anaknya belum bankable, mau beli rumah kena KPR 40%. Membuat semakin jauh masyarakat dapatkan rumah," kata Eddy. (Adiatmaputra Fajar Pratama)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×