Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perempuan menjadi tulang punggung pelaku usaha mikro di Indonesia. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, peluang perempuan untuk memperluas usaha semakin besar. Namun, tantangan literasi digital dan keuangan masih menjadi pekerjaan rumah.
Menjawab kebutuhan tersebut, BUKA Group meluncurkan program Perempuan Jagoan Pencari Cuan atau PUJAAN 2025, dengan fokus pada peningkatan literasi keuangan dan kesadaran anti-penipuan (anti-scam). Program ini menjadi bagian dari komitmen BUKA Group dalam memberdayakan wirausaha perempuan, khususnya pelaku UMKM.
Komisaris Independen sekaligus ESG Ambassador BUKA Group, Yenny Wahid, menegaskan bahwa pesatnya ekosistem digital membawa dua sisi: peluang dan ancaman. “Di era digital, risiko penipuan daring, kejahatan siber, hingga judi online makin marak. Korbannya bukan hanya orang dewasa, tetapi juga anak muda Indonesia,” ujar Yenny dałam keterangannya, Selasa (21/10/2025).
Melalui PUJAAN, BUKA Group berupaya mempercepat adopsi digital di kalangan wirausaha perempuan, terutama pemilik warung tradisional. Program ini juga mendukung Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025, dengan misi menjadikan perempuan sebagai agen edukasi keuangan digital dan anti-judi online di masyarakat.
Baca Juga: Asosiasi UMKM Peringati Soal Transparansi pada Penerapan Pajak E-commerce
Yenny menilai, penguatan literasi digital dan keuangan penting agar perempuan pelaku usaha mampu mengelola bisnis secara optimal sekaligus menjadi “penjaga digital keluarga”. “Pelaku usaha mikro perempuan adalah garda terdepan dalam melindungi keluarga dari ancaman digital,” tegasnya.
Senada, Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Meutya Hafid, menilai kehadiran perempuan berdaya menjadi kunci dalam menghadapi ancaman judi online yang kini dianggap sebagai bencana sosial.
Meutya menekankan bahwa judi online merusak sendi kehidupan masyarakat, terutama ekonomi keluarga. Karena itu, ujarnya, perempuan perlu menjadi benteng pertama melawan ancaman ini. Menurutnya, inisiatif PUJAAN yang memperkuat ketahanan digital perempuan patut diapresiasi.
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat literasi keuangan dan digital.
Baca Juga: Indonesia Eximbank Bantu UMKM Kopi Ini Perluas Ekspor di Asia
“Perempuan punya peran besar dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk mencapai target pertumbuhan 8%, kita harus memperluas sumber ekonomi dari UMKM. Literasi dan inklusi keuangan perempuan menjadi kunci,” ujar Friderica.
Ia juga mengingatkan pelaku usaha agar selalu menerapkan prinsip 2L — legal dan logis, yakni memastikan legalitas lembaga keuangan di kanal resmi OJK dan berpikir rasional terhadap tawaran yang tidak masuk akal.
Melalui PUJAAN, BUKA Group ingin membentuk komunitas perempuan yang saling mendukung, bukan bersaing. Harapannya, program ini mampu memperkuat peran perempuan sebagai motor ekonomi keluarga sekaligus benteng pelindung dari kejahatan siber dan judi online.
Selanjutnya: Daftar Lengkap 10 Modus Scam yang Bikin Warga Indonesia Boncos, Jutaan Korban Tertipu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News