kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.310.000   -177.000   -7,12%
  • USD/IDR 16.605   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.153   -85,53   -1,04%
  • KOMPAS100 1.129   -15,68   -1,37%
  • LQ45 806   -13,59   -1,66%
  • ISSI 288   -1,98   -0,68%
  • IDX30 422   -6,44   -1,50%
  • IDXHIDIV20 481   -5,50   -1,13%
  • IDX80 125   -1,86   -1,47%
  • IDXV30 134   -0,30   -0,22%
  • IDXQ30 134   -1,81   -1,33%

Indonesia Bidik Investasi & Kerjasama Industri dari Innoprom 2026 Rusia


Rabu, 22 Oktober 2025 / 10:03 WIB
Indonesia Bidik Investasi & Kerjasama Industri dari Innoprom 2026 Rusia
ILUSTRASI. Sekretaris Jenderal Eko S.A Cahyanto


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia siap berpartisipasi sebagai negara mitra (partner country) dalam Industrial International Exhibition (Innoprom) 2026. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menggelar kick-off untuk memulai persiapan Innoprom 2026.

Pameran industri internasional ini akan berlangsung pada 6-9 Juli 2026 di Ekaterinburg, Rusia.

Sekretaris Jenderal Kemenperin Eko SA Cahyanto mengatakan bahwa Innoprom merupakan agenda dan momentum strategis untuk memperluas kemitraan industri, terutama dengan Rusia dan negara yang tergabung dalam Commonwealth of Independent States (CIS).

"Kami mengapresiasi kepercayaan kepada Indonesia sebagai negara mitra Innoprom 2026. Pameran industri kelas dunia yang menjadi wadah penting bagi inovasi, kerja sama, dan investasi industri, khususnya di Rusia dan CIS," kata Eko dalam Kick-Off Persiapan Innoprom 2026 yang diselenggarakan pada Selasa (21/20/2025).

Baca Juga: Menperin Rayu Xiaomi untuk Perluas Investasi Produksi Tablet dan Mobil Listrik di RI

Sebagai negara mitra, Indonesia ingin memanfaatkan Innoprom 2026 sebagai momentum untuk mempromosikan kerja sama industri dan investasi. Sekaligus untuk memperkuat hubungan business-to-business maupun government-to-business.

Guna menarik investasi dan kerja sama strategis, Innoprom 2026 juga bisa menjadi ajang untuk memamerkan kemampuan teknologi dan produk kreatif asal Indonesia.

"Tidak hanya sebagai showcase transformasi industri kita, tetapi juga melambangkan komitmen bersama terhadap inovasi, keberlanjutan, dan pertumbuhan inklusif," imbuh Eko.

Eko bilang, Kemenperin telah mendapatkan mandat untuk mengkoordinasikan persiapan Innoprom 2026 dengan Kementerian dan Lembaga terkait lainnya.

"Dengan dimulainya kick-off ini, kami akan mulai rangkaian persiapan sampai dengan penyelenggaraan Innoprom pada Juli tahun depan," ujar Eko.

Potensi Investasi & Kerja sama Industri

Pada kesempatan yang sama, Veronika Novoseltseva sebagai Wakil Duta Besar Rusia untuk Indonesia mengapresiasi partisipasi Indonesia sebagai negara mitra Innoprom 2026.

"Indonesia akan mendapat kesempatan besar untuk mempromosikan potensi perekonomian di depan negara yang akan ikut dalam pameran ini," kata Veronika.

Veronika bilang, Rusia memiliki ketertarikan untuk memperkuat kerja sama dengan Indonesia, terutama di bidang energi, industri dan teknologi. "Ada minat yang tinggi, dan kami bersedia untuk membahas kerja sama," ujar Veronika.

Sebagai informasi, pada tahun 2024 perdagangan bilateral antara Indonesia dan Rusia menembus sekitar US$ 3,98 miliar. Total investasi Rusia di Indonesia tercatat sekitar US$ 262,8 juta.

Baca Juga: Kemenperin Siapkan Gisco dan CCU untuk Memacu Transformasi Hijau di Industri

Potensi investasi dan kerja sama Rusia dengan Indonesia berada pada sejumlah sektor. Antara lain energi, industri pangan dan pertanian, farmasi dan peralatan medis, galangan kapal, krisotil, pupuk dan metalurgi.

Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Tri Supondy meyakini Innoprom akan membuka potensi yang lebih luas terhadap investasi dan kerja sama ekonomi, perdagangan serta industri. Terutama pada pasar non-tradisional yang mengikuti pameran industri ini.

"Ada waktu persiapan yang cukup bagi kita untuk membangun jejaring kerja antara para pebisnis dan pemerintah, sehingga nantinya akan menghasilkan kerja sama strategis. Kita tidak hanya hadir di pameran, tetapi akan fokus pada perdagangan, investasi dan kerja sama," terang Tri.

Sebelumnya, Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza telah memaparkan potensi kerja sama Indonesia dan Rusia. Kala itu, Wamenperin melakukan pertemuan dengan Wakil Menteri Industri dan Perdagangan Rusia di sela agenda BRICS Forum on Partnership on New Industrial Revolution (PartNIR) 2025 yang berlangsung di China pada 15 – 17 September 2025.

Pada pertemuan tersebut, kedua pihak membahas penguatan kerja sama industri khususnya pada sektor-sektor strategis. Agenda pembahasan antara lain finalisasi sejumlah nota kesepahaman (MoU) yang telah disepakati pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, salah satunya di bidang industri perkapalan.

Di samping peluang kerja sama industri, dibahas juga rencana investasi yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Antara lain bidang infrastruktur yang dapat mendukung sektor industri seperti pengembangan nuklir (nuclear powerplant), jaringan rel kereta api di Nusantara, dan produksi gas untuk industri.

Baca Juga: Kemenperin Gandeng Asosiasi Makanan dan Farmasi China untuk Memacu Industri Halal

Selain itu, Indonesia juga membahas peluang peningkatan kerja sama sektor industri pupuk. Potensi juga terbuka untuk bidang farmasi dan peralatan medis, sektor metalurgi dan industri galangan kapal, hingga potensi pengembangan kawasan industri.

Pada kesempatan itu, Wamenperin juga menyampaikan kesiapan Indonesia untuk menjadi Partner Country pada Innoprom 2026 di Rusia.

"Langkah ini merupakan bagian dari strategi transformasi industri nasional menuju basis industri berteknologi tinggi, berdaya saing global, dan berorientasi ekspor," ungkap Faisol.

Selanjutnya: Memecore Melaju ke Top Gainers 24 Jam saat Pasar Kripto Rontok

Menarik Dibaca: Memecore Melaju ke Top Gainers 24 Jam saat Pasar Kripto Rontok

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×