Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Asnil Amri
BOGOR/JAKARTA. Estimasi waktu perbaikan jalur kereta rel listrik Cilebut-Bojong Gede terputus akibat longsor di kilometer 45+500 di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, diperkirakan bisa mencapai dua minggu atau lebih lama dari perkiraan awal.
Sebelumnya, Eva Chairunisa, Manajer Komunikasi PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) bilang, perbaikan jalur rel kereta api membutuhkan waktu sekitar dua hari. Namun, seperti yang diberitakan Kompas.com, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Ignasis Jonan meralatnya menjadi dua minggu.
Ia menjelaskan, estimasi waktu itu hasil diskusi dengan petugas teknis di lokasi longsor. Sebab, kerusakan yang ditimbulkan dari longsor itu begitu besar. Menurut dia, dua minggu itu pun baru sebatas satu lintasan yang bisa digunakan bergantian untuk kereta arah Jakarta maupun arah Bogor.
Sugeng Priyono, Humas PT KAI menambahkan, longsor di lokasi bisa mencapai kedalaman 100 meter dengan lebar 60 meter. “Rel kereta yang ada dalam kondisi menggantung," kata Sugeng kepada KONTAN, Kamis (22/11).
Menurut Sugeng, kondisi yang menyulitkan adalah, membawa material ke lokasi. Material-material harus didatangkan dari luar daerah Cilebut. "Akses menuju ke lokasi longsor itu jalannya hanya muat angkot kecil. Sementara kami harus bawa material menggunakan dump truk," kata Sugeng.
Sementara ini, Kamis (22/11), perjalanan KRL Jakarta-Depok berlangsung seperti biasa, sedangkan Bogor hanya dilayani hingga Stasiun Bojong Gede. Akibat gangguan lintasan itu, setidaknya ada 32 perjalanan lintas Bogor dibatalkan hingga jalur bisa dilalui.
Dengan begitu, setidaknya kapasitas angkut KRL Jakarta-Bogor berkurang sekitar 30.000. Jalur rel sepanjang 200 meter longsor akibat banjir dari luapan Kali Baru sekitar 50 meter dari rel kereta, Rabu petang.
Akibat gangguan itu, lalu lintas antara Bogor-Cilebut-Bojong Gede macet parah, sebab penumpang kereta api beralih menggunakan angkutan umum bus atau angkutan kota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News