Sumber: Kompas.com | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proses pembangunan pabrik BYD di Indonesia terus menunjukkan perkembangan positif. Setelah melalui sejumlah tahapan administratif dan audit, fasilitas produksi mobil listrik asal Tiongkok ini kini memasuki fase akhir sebelum mulai beroperasi dalam beberapa tahun ke depan.
Keberadaan pabrik ini bukan hanya akan memperkuat posisi BYD di pasar domestik, tetapi juga menimbulkan berbagai pertanyaan dari konsumen. Salah satunya mengenai bagaimana produksi lokal nanti akan memengaruhi harga dari model-model yang dijual saat ini.
Head of Marketing Communication PT BYD Motor Indonesia, Luther T. Panjaitan, mengatakan bahwa harga mobil BYD akan tetap sama, baik sebelum maupun setelah produksi lokal dimulai.
Baca Juga: BYD Atto 1 Naik Harga Jelang Akhir 2025, Ini Penjelasan Lengkap dari BYD Indonesia
“Harus diketahui bahwa BYD ini saat ini memanfaatkan policy incentive, yang membuat kondisi BYD dengan dan tanpa manufaktur itu relatively sama. Nah ini membuat keyakinan atau confidence kepada customer itu, membeli BYD baik sekarang atau nanti. Jadi saya sampaikan bahwa (harga) itu pasti sama,” kata Luther, saat ditemui di ICE BSD, beberapa waktu lalu.
Artinya, insentif kendaraan listrik yang sedang berjalan membuat struktur biaya BYD saat ini sudah selevel dengan ketika mereka nanti mulai melakukan produksi di Indonesia. Konsumen tak perlu menunggu hanya untuk mencari harga yang lebih murah.
Selain soal harga, perkembangan pabrik BYD di Indonesia juga menjadi perhatian. Luther menyampaikan bahwa proses pendirian fasilitas produksi tersebut kini sudah berada di penghujung tahapan.
“Pabrik BYD sementara ini kita sudah masuk ke tahap akhir ya, karena kita sudah dapat audit dari BKPM. Kita juga sekarang lagi konsisten koordinasi dengan Kementerian Perindustrian, karena ini adalah transisi. Ke depan mitra kita adalah Kementerian Perindustrian,” kata Luther.
Baca Juga: Gunakan BYD Denza D9, Grab Luncurkan Layanan GrabExecutive untuk Pasar Premium
Ia menambahkan, prosesnya kini sudah berada di fase final dan tinggal selangkah lagi menuju tahap implementasi manufaktur.
“Ini dimulai start proses di tahap terakhir. Kalau harusnya lancar itu semua dimulai di kuartal 1 2026,” ujarnya.
Dengan masuknya BYD ke tahap operasional produksi, Indonesia diproyeksikan akan menjadi salah satu basis manufaktur penting untuk pasar Asia Tenggara. Langkah ini juga sejalan dengan strategi pemerintah menarik investasi industri kendaraan listrik dan memperkuat rantai pasok lokal.
Selanjutnya: Perkuat Komitmen Hijau & Berkelanjutan, Bank Raya Raih Penghargaan ESG Appreciation
Menarik Dibaca: Promo Sociolla Payday 25 November-3 Desember, Cushion-Sunscreen Diskon sampai 70%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













