kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,26   0,83%
  • KOMPAS100 1.105   10,12   0,92%
  • LQ45 877   10,37   1,20%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 448   5,50   1,24%
  • IDXHIDIV20 539   4,27   0,80%
  • IDX80 127   1,28   1,02%
  • IDXV30 135   0,60   0,45%
  • IDXQ30 149   1,41   0,96%

Capai Ketahanan Energi, Wamen ESDM Singgung Tantangan Impor Migas


Rabu, 30 Oktober 2024 / 12:12 WIB
Capai Ketahanan Energi, Wamen ESDM Singgung Tantangan Impor Migas
ILUSTRASI. Wakil Menteri ESDM Yuliot Tajung menyinggung tantangan impor minyak dan gas bumi di tengah target pemerintah capai ketahanan energi.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-TERNATE. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tajung menyinggung tantangan impor minyak dan gas bumi di tengah target pemerintah mencapai ketahanan energi.

Yuliot mengatakan, salah satu program prioritas Pemerintahan Prabowo-Gibran adalah mencapai ketahanan energi. Komitmen mencapai ketahanan energi ini bersumber baik dari fosil seperti migas dan batubara maupun energi nonfosil.

Yuliot turut menyoroti penurunan produksi dan lifting migas nasional yang terjadi saat ini.

"Kalau kita lihat bahan bakar mnyak ini ketersediaan di dalam negeri terjadi penurunan tingkat produksi. Jadi untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM yang rasal dari fosil, kita juga berusaha melakukan diversifikasi dengan energi baru terbarukan," ujar Yuliot di Ternate, Rabu (30/10).

Baca Juga: Strategi SKK Migas Capai Target Swasembada Energi

Yuliot menjelaskan, beberapa tahun silam Indonesia mampu memproduksi minyak mentah mencapai 1,5 juta barel per hari (bph) dengan tingkat konsumsi mencapai 600 ribu bph. Sayangnya, saat ini kondisi tersebut berbalik dimana total kebutuhan mencapai 1,5 juta bph sementara produksi hanya ada di level 600-an ribu bph.

"Kita harus impor minyak dari berbagai negara sekitar 900 ribu bph," ujar Yuliot.

Yuliot mengatakan, dalam mendorong pengembangan EBT sebagai upaya diversifikasi sumber energi, pemerintah berencana mengoptimalkan Bahan Bakar Nabati (BBN) hingga mendukung ekosistem kendaraan listrik.

Selanjutnya: Ini Kata Bos BRI Terkait Rencana Prabowo Hapus Utang Petani dan Nelayan

Menarik Dibaca: Beli Token Listrik Rp 200.000 Dapat Berapa kWh?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×