kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Capai Ketahanan Energi, Wamen ESDM Singgung Tantangan Impor Migas


Rabu, 30 Oktober 2024 / 12:12 WIB
Capai Ketahanan Energi, Wamen ESDM Singgung Tantangan Impor Migas
ILUSTRASI. Wakil Menteri ESDM Yuliot Tajung menyinggung tantangan impor minyak dan gas bumi di tengah target pemerintah capai ketahanan energi.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-TERNATE. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tajung menyinggung tantangan impor minyak dan gas bumi di tengah target pemerintah mencapai ketahanan energi.

Yuliot mengatakan, salah satu program prioritas Pemerintahan Prabowo-Gibran adalah mencapai ketahanan energi. Komitmen mencapai ketahanan energi ini bersumber baik dari fosil seperti migas dan batubara maupun energi nonfosil.

Yuliot turut menyoroti penurunan produksi dan lifting migas nasional yang terjadi saat ini.

"Kalau kita lihat bahan bakar mnyak ini ketersediaan di dalam negeri terjadi penurunan tingkat produksi. Jadi untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM yang rasal dari fosil, kita juga berusaha melakukan diversifikasi dengan energi baru terbarukan," ujar Yuliot di Ternate, Rabu (30/10).

Baca Juga: Strategi SKK Migas Capai Target Swasembada Energi

Yuliot menjelaskan, beberapa tahun silam Indonesia mampu memproduksi minyak mentah mencapai 1,5 juta barel per hari (bph) dengan tingkat konsumsi mencapai 600 ribu bph. Sayangnya, saat ini kondisi tersebut berbalik dimana total kebutuhan mencapai 1,5 juta bph sementara produksi hanya ada di level 600-an ribu bph.

"Kita harus impor minyak dari berbagai negara sekitar 900 ribu bph," ujar Yuliot.

Yuliot mengatakan, dalam mendorong pengembangan EBT sebagai upaya diversifikasi sumber energi, pemerintah berencana mengoptimalkan Bahan Bakar Nabati (BBN) hingga mendukung ekosistem kendaraan listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×