kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -2.000   -0,11%
  • USD/IDR 16.208   6,00   0,04%
  • IDX 7.898   -32,88   -0,41%
  • KOMPAS100 1.110   -7,94   -0,71%
  • LQ45 821   -5,85   -0,71%
  • ISSI 266   -0,63   -0,24%
  • IDX30 424   -3,04   -0,71%
  • IDXHIDIV20 487   -3,38   -0,69%
  • IDX80 123   -1,10   -0,89%
  • IDXV30 126   -1,56   -1,22%
  • IDXQ30 137   -1,32   -0,96%

Penjualan Motor Listrik Turun dan Stok Menumpuk, Produsen Mengerem Produksi


Senin, 18 Agustus 2025 / 12:34 WIB
Penjualan Motor Listrik Turun dan Stok Menumpuk, Produsen Mengerem Produksi
ILUSTRASI. Penurunan penjualan motor listrik sepanjang semester I-2025 membuat stok motor listrik di gudang produsen menumpuk KONTAN/Baihaki/10/5/2025


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Penurunan penjualan motor listrik sepanjang semester I-2025 membuat stok motor listrik di gudang produsen menumpuk. Sembari menanti subsidi untuk menggenjot kembali penjualan, produsen melancarkan berbagai strategi untuk mengurangi penumpukan stok barang di gudang. 

Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik (Aismoli) Budi Setiyadi membeberkan terjadi penurunan penjualan motor listrik pada paruh awal tahun ini sekitar 20%-30%. Alhasil, produsen mengerem produksi.

“Pastinya (mengurangi produksi). Begitu penjualan kurang bagus, ada penumpukan (produk) di dealer dan pabrik. Jadi kami mengurangi kapasitas karena memang permintaan juga tidak begitu besar,” ungkap Budi kepada Kontan, Minggu (17/8/2025).

Baca Juga: AISMOLI Optimistis Tren Penjualan Motor Listrik pada Kuartal III-2025 Masih Positif

Budi bilang lesunya jumlah penjualan paling utama dipengaruhi oleh ketidakpastian subsidi sejak awal tahun. Sama halnya dengan konsumen, produsen juga menanti kepastian subsidi untuk menentukan langkah produksi selanjutnya. 

Namun bukan berarti produktivitas produsen surut begitu saja. 

Budi bilang saat ini para APM aktif melengkapi komponen yang belum ada pada produk-produk yang sudah lebih dulu laku. Pabrik-pabrik yang sebelumnya mendapat subsidi kini tengah menyiapkan berbagai tipe baru yang siap dijemput konsumen. 

Pada dasarnya, kata Budi, pasar motor listrik di konsumen individu memang masih besar. Ia menyoroti penjualan sepeda listrik yang menurutnya juga cukup masif. 

“Ada satu pabrik yang dalam setahun menjual 500.000–700.000 unit. Itu sepeda listrik, artinya minat masyarakat terhadap mobilitas elektrik itu cukup tinggi,” kata Budi. 

Baca Juga: Penjualan Motor Listrik Turun, Aismoli Desak Kepastian Regulasi Pemerintah

Di luar itu, APM motor listrik juga berupaya menempuh skema lain untuk menggenjot penjualan. Di tengah lesunya pasar B2C (business-to-consumer), Budi bilang APM mulai menjalin kerja sama B2B (business-to-business) dengan berbagai perusahaan logistik dan transportasi.

Ia mengaku skema itu juga sudah aktif dilakukan sejak tahun lalu. Namun, market share motor listrik di perusahaan-perusahaan logistik dan transportasi saat ini masih sangat kecil, baru sekitar 1%. Dus, potensi pertumbuhan masih sangat besar. 

Namun tetap, Budi bilang target utama produsen adalah konsumen individu. “Sebetulnya yang diharapkan oleh pabrikan itu B2C. Tapi kan sekarang masih kurang jalan,” tandasnya. 

Selanjutnya: Bidik Shadow Economy, Perdagangan Eceran Hingga Makanan Minuman Masuk Radar Pajak

Menarik Dibaca: Hari Terakhir Promo KFC Merah Putih Bucket for All, 9 Ayam Goreng Cuma Rp 80.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×