Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kembali memperpanjang stimulus tarif listrik hingga Maret 2021 dalam rangka melindungi masyarakat dan pelaku bisnis atau industri dari dampak pandemi Covid-19. Terdapat sedikit perbedaan mekanisme pemberian stimulus tersebut.
Seperti yang diketahui, pemerintah memberlakukan diskon tarif 100% kepada pelanggan pascabayar dan prabayar golongan rumah tangga, bisnis, dan industri kecil daya 450 VA. Sedangkan diskon tarif 50% diberlakukan untuk pelanggan rumah tangga daya 900 VA bersubsidi baik pascabayar maupun pra bayar.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Hendra Iswahyudi menyatakan, dalam pemberian diskon tarif listrik, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) wajib memperhatikan besaran konsumsi energi listrik pelanggan dengan mempertimbangkan batasan maksimal jam nyala per bulan.
“Supaya tidak terjadi kelainan layanan, maka mekanisme stimulus ini disesuaikan dengan jam nyala. Jangan sampai pemakaiannya lebih dari itu,” ungkap dia dalam webinar, Jumat (22/1).
Baca Juga: Stimulus listrik diperpanjang, pemerintah rogoh kocek anggaran Rp 4,57 triliun
Hal ini menimbulkan adanya perbedaan mekanisme diskon tarif listrik yang berlaku pada tahun 2021.
Sebagai contoh, pelanggan pascabayar golongan rumah tangga, bisnis, dan industri kecil daya 450 VA semua pemakaian tarif listriknya didiskon 100% pada tahun 2020. Untuk tahun 2021, pemakaian yang didiskon tarifnya adalah setara dengan 720 jam nyala atau 324 kWh.
Pelanggan pascabayar golongan rumah tangga daya 900 VA subsidi seluruh pemakaian tarifnya mendapat diskon 50% pada tahun lalu. Sedangkan pada tahun ini, pemakaian yang didiskon tarifnya adalah setara dengan 720 jam nyala atau 648 kWh.
“Untuk pemakaian di atas itu maka dikenakan tarif normal, bukan lagi tarif stimulus,” ujar Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril, Jumat (22/1).
Baca Juga: Pemerintah batasi stimulus pelanggan listrik yang dapat diskon tarif 50%-100%