Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Influencer tidak bakal bisa lagi mempromosikan rokok elektrik alias vape, produk tembakau, dan senjata di Instagram. Selama ini, mempromosikan produk adalah hal biasa di Instagram.
Selebritas dan lainnya dengan follower banyak atau beken dengan sebutan influencer menjalin kontrak dengan pemilik merek untuk membicarakan produk mode, makanan, dan lainnya lewat unggahan di akun Instagram mereka.
Perusahaan-perusahaan rokok juga menggunakan selebritas, seperti penyanyi Inggris Lily Allen dan aktor pemenang Oscar Rami Malek, untuk mempromosikan rokok elektronik dalam postingan mereka di Instagram.
Baca Juga: Instagram terapkan kebijakan batas usia pengguna, di Indonesia minimal 13 tahun
Tetapi, epidemi vape sedang mewabah di remaja Amerika Serikat. Dan, kematian baru-baru ini terkait dengan vape telah mendorong pengawasan tambahan atas rokok elektrik serta cara pemasarannya.
Meskipun Facebook dan Instagram telah melarang iklan reguler untuk produk tembakau di akun resmi pemilik merek secara langsung, perusahaan bisa mengubah postingan influencer di Instagram menjadi iklan konten yang mereka sponsori.
"Konten bermerek yang mempromosikan produk, seperti vape, rokok, dan senjata tidak akan diizinkan lagi," kata Instagram dalam pernyataan resmi, Rabu (18/12), yang menambahkan, kebijakan itu akan mulai berlaku dalam beberapa minggu ke depan.
Pada hari yang sama, Advertising Standards Authority (ASA) Inggris juga melarang perusahaan rokok mempromosikan vape di media sosial, setelah melakukan penyelidikan dalam postingan di akun Instagram mereka.
Tapi, juru bicara Instagram mengatakan kepada Reuters, keputusan mereka tidak terkait dengan langkah ASA tersebut. Yang jelas, Instagram menyebutkan, mereka akan menjadi platform pertama yang membatasi produk yang bisa dipromosikan sebagai konten bermerek.
Baca Juga: Cegah peretasan penipuan iklan kacamata Ray Ban, ini tip dari Instagram
"Sangat penting melihat Facebook dan Instagram tidak hanya dengan cepat memberlakukan perubahan kebijakan ini, tetapi juga mereka menegakkannya secara ketat," kata Matthew Myers, President Campaign for Tobacco-Free Kids, kepada Reuters.
"Perusahaan rokok telah menghabiskan waktu puluhan tahun menargetkan anak-anak. Perusahaan media sosial tidak boleh terlibat dalam strategi itu," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News