kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Catatkan laba di 2019, simak rencana Bumi Resources Minerals (BRMS) tahun ini


Selasa, 07 April 2020 / 20:14 WIB
Catatkan laba di 2019, simak rencana Bumi Resources Minerals (BRMS) tahun ini
ILUSTRASI. Pertambangan mineral Bumi Resources Minerals BRMS


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk mampu membukukan kinerja positif di sepanjang tahun 2019. Emiten mineral berkode BRMS di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini pun telah merancang sejumlah rencana untuk bisa menjaga kinerja di tahun ini.

Kinerja cemerlang BRMS terlihat dari raihan pendapatan yang tumbuh 277,96% secara tahunan (YoY) menjadi US$ 4,46 juta. Padahal pada tahun 2018, BRMS hanya mampu membukukan pendapatan sebesar US$ 1,18 juta.

Baca Juga: Wow, pendapatan Bumi Resources Minerals (BRMS) sepanjang 2019 melesat 277%

Sejalan dengan pendapatan yang meroket, BRMS pun sudah bisa meraih laba. Pada tahun lalu, BRMS mencatatkan laba bersih sebanyak US$ 1,26 juta. Padahal di tahun sebelumnya BRMS masih menderita rugi bersih sebanyak US$ 103,44 juta.

Direktur BRMS Herwin Wahyu Hidayat menyampaikan, produksi dan penjualan emas belum menopang pendapatan BRMS di tahun lalu. Sepanjang 2019, kata Herwin, pendapatan BRMS ditopang oleh segmen bisnis mining advisory services. "Penjualan di full year 2019 masih dari jasa penasehat pertambangan yang diberikan kepada pihak ketiga di industri tambang," kata Herwin saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (7/4).

Adapun, dari sisi operasional, Direktur Utama BRMS Suseno Kramadibrata mengatakan, tahun 2019 diwarnai oleh pembangunan yang cukup masif di lokasi tambang Poboya. BRMS berhasil menyelesaikan konstruksi atas fasilitas produksi dengan kapasitas pemrosesan sebesar 500 ton bijih per hari.

"Kami juga telah menyelesaikan uji coba produksi atas dore bullion pada kuartal pertama tahun ini," ujar dia dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Selasa (7/4).

Baca Juga: Intip Kinerja Tiga Emiten Batubara Ini Dalam Lima Tahun Terakhir

Asal tahu saja, tambang emas Poboya berlokasi di Palu, Sulawesi Tengah, yang saat ini dioperasikan oleh PT Citra Palu Minerals (CPM) yang merupakan anak usaha BRMS.

Lebih lanjut, Herwin mengungkapkan bahwa pihaknya berharap mulai semester pertama tahun ini, BRMS sudah mulai membukukan penjualan dari produksi emas di Poboya. Dengan produksi optimal yang baru dimulai pada bulan Juni, BRMS menargetkan bisa memproses sekitar 100.000 ton bijih di tahun ini.

"Rencananya mulai Juni tahun ini kami berharap sudah bisa memproses sekitar 500 ton bijih per hari," ungkap Herwin.

Namun, di tahun berikutnya, BRMS menargetkan bisa memproses 180.000 ton bijih per tahun pada 2021. "Fokus kami saat ini memulai produksi komersial dengan full dari fasilitas pertama kami yang berkapasitas 500 ton bijih per hari di tahun ini," kata Herwin.

Baca Juga: Simak rekam jejak kinerja Bumi Resources (BUMI) dalam 5 tahun terakhir

Sementara itu, selama masa uji coba di Kuartal I tahun ini, fasilitas produksi di Poboya yang dimiliki BRMS telah memproduksi lebih dari 10 kilogram (kg) dore bullion yang dikirim ke fasilitas smelter logam mulia PT Aneka Tambang Tbk. di Pulogadung, Jakarta. "Produksi dore bullion yang 10 kg di kuartal pertama tahun ini baru uji coba produksi yang sudah kami kirim ke smelter milik Antam, dan estimasinya akan diproses jadi 3.5 kg emas," ujarnya.

Sebagaimana yang telah disinggung di atas, fasilitas produksi pertama BRMS memiliki kapasitas untuk memproses 500 ton bijih per hari. Fasilitas itu sudah diselesaikan di akhir 2019 dan mulai uji coba produksi di kuartal pertama 2020.

Menurut Herwin, belanja modal (capex) untuk membiayai konstruksi fasilitas perama ini sekitar US$ 12 juta - US$ 15 juta, yang telah diselesaikan menggunakan internal cash flow perusahaan.

Saat ini, sambung Herwin, BRMS tengah fokus untuk membangun fasilitas produksi kedua dengan kapasitas 4.000 ton bijih per hari. Herwin bilang, proyek ini sudah memulai tahap konstruksi awal dan ditargetkan bisa selesai pada pertengahan tahun 2022.

Baca Juga: Laba 2019 Emiten Batubara Kompak Susut, Saham PTBA dan ITMG Dinilai Tetap Menarik

Estimasi capex untuk konstruksi fasilitas kedua ini berkisar di angka US$ 70 juta - US$ 85 juta yang rencananya akan didanai sebagian oleh fasilitas project financing dari kreditor.

Sayangnya, terkait dengan target kinerja keuangan tahun ini, Herwin masih belum bisa memaparkan secara gamblang. Menurutnya, proyeksi pendapatan maupun laba masih dalam tahap finalisasi. Begitu juga dengan anggaran capex tahunan yang masih dalam perhitungan.

"Fokus kami adalah untuk mendapatkan pendanaan untuk membiayai konstruksi fasilitas produksi kedua," sebutnya.

Sedangkan untuk pendapatan dan laba, Herwin menargetkan bisa mencatatkan kinerja yang lebih baik seiring dengan dimulainya produksi dan penjualan emas. "Karena tahun 2019 belum ada revenue dari produksi dan penjualan emas. Di 2020 Insyaa Allah kan sudah mulai berproduksi tambangnya," kata Herwin.

Baca Juga: Moody's Pangkas Peringkat Utang Enam Emiten, dari ASRI, BUMI Hingga MEDC

Kendati begitu, pihaknya tetap mencermati perkembangan kondisi terkini terkait dengan pandemi Corona dan dampak yang ditimbulkannya. Sebab katanya, Corona berpotensi membuat keterlambatan mobilitas pengiriman peralatan. Kendati begitu, pergerakan harga emas cukup memberikan optimisme kepada BRMS.

"Covid-19 mungkin berdampak terhadap keterlambatan pengiriman peralatan dari luar kota atau luar negeri. Namun demikian kami juga melihat kecenderungan harga emas yang terus meningkat di atas level US$ 1.600 per oz," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×