Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Setelah berkutat di bisnis distribusi dan ritel bahan bangunan, PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) mulai melebarkan sayap bisnis baru. Perusahaan ini mulai memaksimalkan bisnis distribusi barang konsumen.
Untuk itu, peritel ini mulai menambah modal ke anak usaha PT Catur Sentosa Anugerah. "Penjualan lini bisnis ini meningkat jadi uangnya kami pakai untuk menambah modal. Sektor customer goods memang sedang membutuhkan penambahan modal karena perputaran bisnis yang cepat," kata Idrus H. Widjajakusuma, Sekretaris Perusahaan Catur Sentosa Adiprana ke KONTAN pekan lalu.
Pada 11 Agustus 2014, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) menyetujui adanya penambahan modal di Catur Sentosa Anugerah sebesar Rp 10 miliar. Sayangnya, Idrus tak memerinci penggunaan tambahan modal tersebut. Ia hanya bilang rencananya dana tersebut akan digunakan untuk meningkatkan penjualan barang konsumen yang perputarannya cukup cepat.
Ekspansi ini bukan tanpa alasan. Meski kontribusi bisnis ini masih belum mengungguli distribusi bahan bangunan tetapi CSAP melihat potensinya cukup bagus. Sejak mulai masuk distribusi barang konsumsi tiga tahun lalu, pertumbuhannya positif. Tahun lalu, kontribusi pendapatan dari distribusi barang konsumsi sebesar 19% dari total pendapatan.
Nah, semester satu 2014, kontribusi dari bisnis ini sudah mencapai 11%. "Distribusi consumer good ini bottom line-nya sedikit tapi perputarannya cepat karena semua orang pasti butuh tidak seperi bahan bangunan yang pada waktu tertentu," paparnya.
Inilah yang membuat CSAP baru-baru ini menambah prinsipal jaringan distribusi barang konsumen milik PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk. Tercatat, beberapa perusahaan yang menjadi mitra CSAP, seperti PT Smart Tbk, PT Dua Kelinci, PT Siantar Madju, atau PT Danone Diary Indonesia.
Menurut Idrus, adanya tambahan satu prinsipal cukup efektif untuk mendongkrak kinerja perusahaan. Supaya lebih maksimal, perusahaan ini merencanakan mendirikan dua cabang distribusi plus satu gudang. Nantinya, cabang distribusi yang semula terdapat di 39 kota akan ditambah di Aceh dan Madiun. Sedangkan untuk gudang distribusi, perusahaan ini memilih Tegal.
Porsi terus menanjak
Kendati berniat membesarkan segmen distribusi barang konsumsi, bukan berarti CSAP melupakan bisnis ritel bahan bangunan. Memang, hingga akhir semester I kemarin CSAP belum bisa merealisasikan penambahan gerai Atria maupun Mitra 10 meskipun demikian manajemen tetap optimistis bisa mengejar target pendapatan Rp 7,9 triliun hingga akhir tahun nanti.
Idrus menyebut, pertumbuhan bisnis ritel bangunan hingga akhir kuartal II-2014 positif. Dari target kontribusi 30% sepanjang tahun ini, pada kuartal I-2014, penjualan ritel sudah mencapai 26%, dan naik menjadi 28% di akhir kuartal II. "Ritel modern marginnya memang lebih bagus ketimbang distribusi," bebernya.
Meski begitu, Idrus masih enggan memprediksi hasil pendapatan dari bisnis ritel di kuartal tiga dan kuartal empat tahun ini. Ia beralasan, periode pertumbuhan di masing-masing periode tidak sama. Seperti saat Lebaran kemarin, penjualan di ritel modern justru anjlok dibanding hari biasanya.
Sekadar catatan, pendapatan CSAP di di semester satu tahun ini, naik 12% dibanding tahun lalu yaitu dari Rp 3,08 triliun menjadi Rp 3,44 triliun. Pendapatan segmen distribusi dari distribusi bahan bangunan, kimia dan produk konsumer menjadi kontributor terbesar sebesar 72% atau Rp 2,5 triliun. Sisanya, 28%, dari segmen ritel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News