kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Cengkeraman ekspansi Grup Salim di ASEAN


Jumat, 03 Maret 2017 / 12:40 WIB
Cengkeraman ekspansi Grup Salim di ASEAN


Reporter: Agung Hidayat, Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Bisnis Salim Grup di Asia Tenggara kian menggurita. Terbaru, lewat Metro Pacific Investments di Filipina, Salim Grup menambah belanja modal tahun ini menjadi Php 79 miliar atau US$ 1,57 miliar atau Rp 20,88 triliun (US$ 1= Rp 13.300).

Rencananya, dana akan dipakai untuk mengembangkan bisnis distribusi air, infrastruktur, listrik, jalan tol dan rumahsakit (RS). Tak hanya di Filipina, perusahaan yang menginduk ke First Pacific itu juga berniat menggarap bisnis yang sama, di Indonesia dan Malaysia.

Metro Pacific Investments telah membenamkan investasi di jalan tol di Vietnam dan Thailand. Di bisnis air bersih, Metro Pacific Investment lewat Maynilad Water Services, kini mengelola satu juta pelanggan di Manila.

Chief Financial Officer Metro Pacific Investments, David Nicol kepada Nikkei Asian Review (1/3) bilang, dalam 5 tahun ke depan Metro Pacific Investments ingin memiliki 25 RS -30 RS. Saat ini, anak usaha Salim Grup itu memiliki 13 RS dengan kapasitas 3.000 tempat tidur.

Baru-baru ini juga, Salim Group, pemilik jaringan bisnis Indofood dan Bogasari menjalin kerja sama dengan perusahaan teknologi asal Jepang, Liquid Inc. Keduanya sepakat membentuk joint venture bernama PT Indoliquid Technology Sukses (Indoliquid). Perusahaan patungan ini mengembangkan sistem pembayaran berteknologi sidik jari atau fingerprint di Indonesia.

Fingerprint diklaim mampu menyelesaikan pembayaran dalam tiga detik dan minim gagal. Tahap awal, Salim Grup ingin layanan ini diaplikasikan untuk pekerjanya, yang hampir 500.000 orang.

Yasuhiro Kuda, CEO Liquid bilang, pembayaran menggunakan fingerprint akan mengubah gaya hidup masyarakat Indonesia. Cukup daftar sidik jari, kita bisa menyimpan uang atau melakukan pembayaran. "Kami berharap mengembangkan platform pembayaran generasi terbaru ini di Indonesia," kata Yasuhiro Kuda, CEO Liquid, mengutip Bangkok Post, pekan lalu. Indonesia menjadi negara ketiga setelah Sri Lanka dan Filipina yang menjadi target pasar Liquid.

Terkait ekspansi Salim Grup ini, Franciscus Welirang, salah satu eksekutif Salim Grup enggan berkomentar. "Saya tidak tahu detail, bisnis grup sangat banyak," tandas pria yang akrab disapa Franky itu.

Sementara Bank Indonesia (BI) mengaku belum menerima pengajuan izin teknologi fingerprint dari pihak manapun. Sugeng, Deputi Gubernur BI, menyebutkan pihaknya akan mempelajari teknologi yang merupakan produk baru di Indonesia. "Kalau ada pengajuan izin, kami pelajari dulu" ujar Sugeng kepada KONTAN, Kamis (2/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×