Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Eramet Indonesia mengonfirmasi minatnya untuk mengeksplorasi peluang investasi di sektor tambang nikel dan baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia.
CEO Eramet Indonesia Jerome Baudelet mengatakan, diskusi antara CEO Eramet Group, Christel Bories, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, di Paris beberapa waktu lalu memang menyinggung potensi investasi tersebut.
“Dalam diskusi tersebut, Menteri Airlangga Hartanto menyarankan Eramet untuk mempertimbangkan Danantara sebagai calon mitra, dan Eramet terbuka untuk mempertimbangkan opsi tersebut,” kata Baudelet kepada Kontan, Kamis (6/3).
Meski demikian, ia menegaskan belum ada informasi tambahan yang bisa dibagikan terkait perkembangan pembicaraan ini.
"Eramet juga menyatakan minat untuk mengeksplorasi peluang di sektor tambang nikel dan baterai kendaraan listrik di Indonesia. Namun, untuk sekarang belum ada informasi tambahan yang bisa dibagikan terkait pertemuan ini maupun penyebutan Danantara," jelasnya.
Baca Juga: Airlangga Temui CEO Eramet, Bahas Tindaklanjut Investasi Baterai EV di Indonesia
Eramet sebelumnya telah menyampaikan komitmennya untuk mendukung pengembangan industri hijau. Perusahaan asal Prancis ini berencana mengembangkan fasilitas manufaktur hijau untuk produksi baterai EV, terutama di kawasan Weda Bay, Halmahera Tengah.
Dalam pertemuan di Paris, Bories juga menyampaikan bahwa Eramet masih membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai ketersediaan bahan baku untuk pelaksanaan produksi di Indonesia.
Sebagai tindak lanjut, Airlangga dan Bories menyepakati perlunya penyusunan roadmap serta estimasi kapasitas produksi sebagai dasar pertimbangan bagi pemerintah dalam mendukung investasi Eramet di Indonesia.
Selain itu, Eramet juga menyatakan dukungan terhadap percepatan penyelesaian perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EUCEPA) dengan Komisi Eropa. Kesepakatan ini dinilai dapat meningkatkan investasi dan perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa, khususnya dengan Prancis.
Baca Juga: Eramet Bidik Investasi Tambang Nikel Baru di Sulawesi dan Papua
Airlangga menerangkan, kemitraan antara Indonesia dan Eramet memiliki potensi besar dalam mempercepat transformasi industri hijau serta memperkuat rantai pasok global.
“Kemitraan ini bisa mendorong inovasi, memperkuat industri nikel dan baterai EV, serta memberikan manfaat jangka panjang bagi kedua belah pihak,” ujarnya.
Selanjutnya: Laba Meningkat 18% pada 2024, Adhi Karya (ADHI) Beberkan Faktor Pendorongnya
Menarik Dibaca: Katalog Promo JSM Alfamidi Spesial Ramadan Hanya 4 Hari Periode 6-9 Maret 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News