Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. President & CEO Inpex Corporation (INPEX) Toshiaki Kitamura hari ini menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Kepresidenan. Dalam pertemuan tersebut, Kitamura meminta kepada pemerintah Indonesia untuk memperpanjang kontrak pengelolaan Lapangan Abadi, Blok Masela di laut Arafuru. Inpex meminta agar bisa diperpanjang lagi 20 tahun menjadi sampai 2048.
Menteri Energi dan Suber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, yang hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan bahwa saat ini pemerintah masih mengevaluasi permohonan perpanjangan kontrak tersebut. Hal itu dikatenakan ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. "Kita masih evaluasi. Kan ini kontrak pertama sama 2028. Itu saja sudah berapa kali ganti presiden, jadi kita harus berpikir ke situ juga," terang Jero di Kantor Presiden, Rabu (18/9).
Oleh karena itu Jero menjelaskan bahwa pemerintah belum tahu akan seperti apa situasi pada tahun 2028 nanti. Yang jelas, poin evaluasi pemerintah adalah bagaimana agar kepentingan Indonesia lebih dominan ketimbang kepentingan Inpex. "Nanti kita hitung dulu. Kita bikin rambu-rambunya," tutur Jero.
Permintaan perpanjangan Blok Masela selama 20 tahun ini sejatinya terkendali oleh Peraturan Pemerintah No. 35/2004 tentang Hulu Minyak dan Gas Bumi. Di mana perpanjangan kontrak hanya bisa dilakukan paling cepat 10 tahun atau selambat-lambatnya dua tahun sebelum masa kontrak berakhir. Sementara, masa kontrak Inpex baru habis 2028.
Meski begitu Jero mengatakan pemerintah tidak akan melakukan revisi terhadap PP tersebut. “Rumet urusanya. Yang penting, niatnya mereka feasible dan negara kita juga aman, jangan gampang-gampang, harus sulit," jelasnya.
“Presiden mengarahkan saya dibahas sekali lagi bagaimana kontraknya biar sama-sama aman, kepentingan Indonesia aman dan dia merasa aman,” tambah Jero.
Sekedar mengingatkan, inpex mendapatkan production sharing contract (PSC) untuk mengelola Blok Masela sejak 1998 untuk jangka waktu 30 tahun. Di mana tahap pertama masa eksplorasi adalah 10 tahun. Tahap berikutnya pengembangan dan produksi selama 20 tahun.
Namun, pihak Inpex menilai untuk menjalankan semua tahapan itu, mulai eksplorasi, pencarian pendanaan, menjajaki potensi pasar, sampai meneken kontrak dan perjanjian jual beli, butuh waktu yang lebih panjang.
Selain itu, saat ini Inpex juga telah mengeluarkan biaya yang cukup besar. Untuk mengebor satu sumur, investasi yang dikeluarkan Inpex mencapai US$ 85 juta. "Ini baru proses pengeboran untuk satu sumur. Padahal, kita ada 4 sumur sampai 10 sumur. Biaya itu juga belum termasuk biaya seismik dan operasional perusahaan," ujar Alfred Menayang, Manager Communication and Relations Inpex Corporation kepada KONTAN belum lama ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News