kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

RALAT: Shell garap proyek Masela sebesar US$ 20 M


Kamis, 07 Juni 2012 / 15:27 WIB
RALAT: Shell garap proyek Masela sebesar US$ 20 M
ILUSTRASI. Karyawan memotret layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can

JAKARTA. Royal Dutch Shell Plc. akan ikut menggarap blok gas alam Masela di Maluku. Perusahaan gas asal Belanda ini akan mengucurkan dana sebesar US$ 20 miliar.

"Dia akan melakukan investasi secara bertahap sampai lebih mencapai US$20 miliar," kata Menteri koordinator Perekonomian Hatta Rasaja seusai mendampingi Presiden melakukan pertemuan dengan CEO Royal Dutch Shell Peter Voser di kantor Presiden, Kamis (7/6).

Menurutnya, untuk tahap pertama nilai investasi yang dikucurkan sekitar US$15 miliar dan akan terus ditambah sampai lebih dari US$20 miliar. "Mereka berharap 2013 sudah bisa bekerja dan rampung 2018 dan 2019," katanya. Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengatakan, nilai investasi proyek Masela sebesar US$ 2 miliar.

Menyusul investasi ini, Shell meminta supaya mempercepat plan of development proyek blok Masela. Shell juga minta kapasitas floating liquefied natural gas (LNG) ditingkatkan dari 2,5 juta ton menjadi 6 juta ton.

Jero mengatakan blok Masela mulai berproduksi 2019. "Tapi saya meminta dipercepat produksi supaya maju tahun 2017. Nanti dalam perjalannya kita lihat mana-mana celah ynag bisa dipercepat," katanya.

Shell menggandeng Inpex Masela Ltd, perusahaan Jepang yang bergerak di bidang pertambangan minyak dan gas bumi untuk masuk di proyek blok Marsela ini.

Kandungan migas yang ada di blok Marsela berdasarkan hasil penelitian dan eksplorasi yang dilakukan Impac sejak 1998 hingga 2008, mencapai 12 triliun cubic feet (TCF) dan perusahaan ini akan menangani eksploitasi dan produksi migas blok Marsela selama 30 tahun hingga 2028 mendatang.

Sementara itu, Voser menegaskan kunjungannya ke Indonesia untuk memperkuat kerjasama dalam bidang energi. Shell melihat indonesia sebagai negara dengan miliki pertumbuhan pesat di asia dan memiliki peran penting dalam strategi global shell jangka panjang.

"Kami berharap dapat terus bekerjasam dengan Indonesia sehingga kami dapat mengembangkan energi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun dunia yang semakin meningkat," katanya.

Masuknya Shell di proyek gas Masela sebagai langkah baru masuk di industri hulu migas Indonesia. Sebelumny, Shell sangat dikenal di industri hilir migas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×