kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cerita pelaku UMKM bertahan di tengah gempuran pandemi Covid-19


Jumat, 18 September 2020 / 15:04 WIB
Cerita pelaku UMKM bertahan di tengah gempuran pandemi Covid-19
Produk RofikVegs saat webinar bersama Pusat Investasi Pemerintah dan Jagoan Indonesia.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

Kemudian yang menjadi tantangan ialah bagaimana memasarkan produk olahan jamur tiram budidayanya tersebut. Rofik yang memang sebagai debitur UMi di koperasi lingkungannya tertarik mengikuti pendampingan dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan.

"Selama pendampingan sebulan ini banyak manfaatnya, sekarang Alhamdulilah terbantu dengan pendampingan ini saya jualan online. Banyak yang bantu, ada webiste instagram, produk saya dibantu buat pemasaran di digital, dimasukan ke Shopee juga. Dari situ jualan saya bisa laku," jelas Rofik.

Sayangnya Rofik tidak merinci berapa kenaikan penjualan yang sudah ia rasakan usai beralih dari berjualan secara konvensional ke digital.

Baca Juga: Perluas penggunaan, DANA luncurkan fitur pengiriman logistik untuk UMKM

Selain Rofik, peserta yang juga memanfaatkan pelatihan dan pendampingan PIP ialah Yuyun Wahyuni pemilik Nadena Hijab adal Yogyakarta. Yuyun menyebut untuk produk hijab dan pakaian muslim berlabel Nadena bukan produksi langsung darinya, melainkan ia memasok dari produsen lain.

Sama seperti Rofik, Yuyun ialah debitur pembiayaan Ultra Mikro (UMi) di koperasi lingkungannya. Ia mengikuti pelatihan dan pendampingan usaha dari PIP dan Jagoan Indonesia sejak sebulan lalu.

Lantaran pandemi Yuyun mengakui permintaan akan hijab dan fashion muslim di Nadena mengalami penurunan. Penurunan sangat terasa di hari raya idul fitri yang biasanya jadi saat puncak usaha Yuyun alami peningkatan orderan.

"Hari raya idul fitri biasa masyarakat pakai baju dan mukena baru, tapi karena pandemi semua kan ngga ada yang pergi dan salat ied juga di rumah jadi ada dampak sekali," kata Yuyun.

Usai Lebaran kini Yuyun sudah merasakan adanya peningkatan dari Nadena Hijab, tepatnya saat pemerintah mulai mensosialisasikan adanya adaptasi kebiasaan baru era new normal. Sayang sama seperti Rofik, Yuyun tidak merinci detil kenaikan penjualannya saat ini.

Kini usai pendampingan yang didapatkannya, Yuyun fokus pada penjualan secara online. Jika sebelumnya konsumennya ialah masyarakat sekitar di lingkungannya, melalui pasar digital Yuyun sudah mampu menggaet konsumen hingga Jakarta.

"Nah dengan pemasaran online ini tambah konsumen dari lingkungan luar, sudah kirim ke Jakarta juga, baru mulai kan ini juga baru sebulan. Sekarang jadi ngerti digital marketing, saya ada instagram (IG) tapi ngga rapi, nah di pendampingan dibuatkan feed IG yang lebih menarik, kemudian dibuatkan website, akun Shopee, diajari juga bagaimana penggunaannya," imbuhnya.




TERBARU

[X]
×