Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) tak luput dari dampak adanya pandemi. Adanya aturan jaga jarak yang memaksa masyarakat membatasi kegiatan sosialnya juga berimbas pada usaha para pelaku UMKM terutama usaha mikro.
Salah satu pelaku usaha mikro yang berjuang bertahan di tengah pandemi ialah Rofik Purniawati pemilik Rofikvegs yaitu pemasok dan produsen jamur putih asal Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Pandemi Covid-19 membuat usaha jamur segarnya alami penurunan drastis permintaan dari konsumen. Rofik biasanya memasarkan hasil budidaya jamurnya ke pasar tradisional, rumah makan dan reseller lainnya.
Biasanya saban hari Rofik mampu menjual 20 kilogram jamur tiram putih segar. Namun karena pandemi jumlah tersebut merosot menjadi hanya 5 kilogram saja per hari.
Baca Juga: Ada pinjaman modal bisa tanpa agunan dari BNI, ini syarat dan bunga KUR mikro BNI
"Menurunnya drastis, pasar tradisional, rumah makan kan sepi semua pengunjung sepi dan banyak juga yang masa kayak gini masyarakat alami finansial keguncang karena pandemi ini. Lalu juga yang ambil di saya banyak kan jual di kampus-kampus dan kampus pada libur selama pandemi," cerita Rofik, Jumat (18/9).
Melihat jamur segarnya tak laku, Rofik memutar ide bagaimana memanfaatkan hasil budidayanya agar tak mubazir begitu saja. Ia kemudian mengolah jamur segarnya menjadi beberapa produk di antaranya jamur krispi, ice cream jamur, nugget jamur, hingga pie susu jamur, lumpia jamur dan lainnya.
Untuk harga satu kilogram jamur segar Rofik membandrol Rp 12.000, sedangkan untuk jamur krispi dibanderol Rp 15.000 per bungkus, ice cream jamur Rp 3.000 per cup, pie susu jamur tiram Rp 22.000 per box, nugget jamur Rp 15.000 per bungkus, dan lumpia jamur Rp 25.000 per bungkus.