Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
Mesin daur ulang sampah
John Leiman Siswa SMA kelas 2 di Jakarta Intercultural School mengatakan, proses Pyrolysis Sampah Plastik beda dengan Pembakaran Sampah Plastik. Pada proses pembakaran sampah plastik, terjadi reaksi dengan O2 yang disebut combustion dan produk yang dihasilkan tidak baik/polusi buat lingkungan.
Proses Pyrolysis dilakukan dalam kondisi anaerobik (tanpa adanya O2) sehingga jauh lebih aman kepada lingkungan. Produk yang dihasilkan pun dapat digunakan kembali untuk sumber energi/bahan bakar.
Kata dia, dari eksperimen yang dilakukan dengan bahan sampah plastik dari Fasilitas Masaro, mesin inovasinya dapat menghasilkan 58% berupa Bahan Bakar Gas, 29% berupa Bahan Bakar Cair, dan 13% berupa Carbon Black Residue.
"Bahwa proses Pyrolysis bisa mereduksi Sampah Plastik sebesar 87% menjadi energi yang dapat digunakan kembali! Sisa berupa Carbon Black pun masih bisa digunakan di industri pigmen atau industi ban sebagai filler. Dan proses Pyrolysis adalah solusi yang ramah lingkungan untuk mengatasi sampah plastik karena relatif tidak ada polusi yang dihasilkan," ungkap dia.
Dia mengatakan, beberapa perusahaan besar di luar negeri seperti Dow Chemical dan BASF bahkan sudah mulai membangun proyek untuk mengkonversi Bahan Bakar Cair dari Proses Pyrolysis kembali menjadi Plastik sehingga menciptakan 100% Circular Economy.
Soal investasi yang dibutuhkan untuk membuat mesin tersebut, Jhon bilang, bahwa harga mesin Rp 78 juta termasuk modifikasi yang diminta dari design awal, ongkos kirim dan pemasangan. "Untuk dana pembelian mesin ini saya pakai simpanan saya sekitar Rp 35 juta dan sisanya saya pinjam dari orang tua saya. Untuk tempat riset dan percobaan, saya pinjam tempat di belakang pabrik orang tua saya," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News