Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) sebentar lagi akan merampungkan akuisisinya terhadap Shell Energy and Chemicals Park Singapore (SECP).
Untuk diketahui, proses akuisisi oleh emiten afiliasi Prajogo Pangestu itu dilakukan bersama dengan Glencore plc, perusahaan perdagangan dan pertambangan dari Swiss melalui perusahaan patungan, yang telah dimulai sejak 8 Mei 2024 lalu.
Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Korporat Chandra Asri, Suryandi mengatakan, proses akuisisi kemungkinan selesai pada akhir tahun ini atau pada Januari 2025 akhir.
"Kami tunduk juga dengan regulasi pemerintah Singapura diperkirakan akhir tahun ini atau akhir Januari 2025, sehingga kami masukan pada 2025,” kata Suryandi dalam acara public expose di Jakarta, pada Rabu (30/10).
Baca Juga: Lewat Anak Usaha, Chandra Asri (TPIA) Bakal Tambah 15 Kepemilikan Kapal Hingga 2025
Adapun dengan akuisisi kilang minyak mentah ini, Chandra Asri memprediksi adanya kenakaikan volume produksi yang nyaris 5 kali lipat pada tahun 2026. Yaitu dari 4,232 juta ton pada tahun 2024 menjadi 18,073 juta ton. Kenaikan kapasitas ini akan menjadikan perseoran masuk dalam jajaran 5 besar perusahaan kimia terbesar di Asia Tenggara (ASEAN).
"Total kapasitas yang dikelola atau dijalankan oleh Chandra Asri pada saat ini adalah 4,232 juta ton. Dengan nanti digabungkannya aset dari Ester atau aset dari Shell Chemical itu akan menjadi 8,5 juta ton di tahun 2025," kata Suryadi.
Kemudian dari 8,5 juta ton di tahun 2025 itu akan bertambah menjadi 18 juta ton di tahun 2026.
"Sehingga diharapkan dengan nanti adanya penambahan kapasitas, di tahun 2026 ataupun di awal 2027 total kapasitas yang dikelola oleh Chandra Asri adalah 18 juta ton," ungkapnya.
Sayangnya, saat ditanya mengenai besar besar investasi yang digelontorkan perseroan untuk melakukan akuisisi ini, Suryandi mengatakan belum bisa membuka nilai total investasi karena adanya perjanjian kontrak dengan Glencore dan Shell.
"Memang sudah mendekat ya akhir tahun 2024 ini, tapi mohon maaf belum bisa kami disclose karena sesuai agreement termasuk dengan Shell dan Glencore," tambahnya.
Sebagai tambahan, Suryandi menyebut bahwa hingga saat ini produk-produk Chandra Asri hanya mampu memenuhi 50% kebutuhan produk petrokimia di Indonesia. Dengan akuisisi ini, pihaknya berharap dapat mengisi kebutuhan pasar yang belum terisi.
"Jadi masih ada defisit 50 persen. Darimana 50 persen itu dipenuhi saat ini? Sebagian besar dari impor. Dengan partnership ini dan pengembangan usaha ini kita dapat memanfaatkan beberapa keunggulan dan pemegang saham," katanya.
Seperti yang diberitakan Kontan sebelumnya, melalui SECP yang merupakan salah satu kilang minyak dan pusat perdagangan terbesar di dunia, TPIA akan menyediakan produk petroleum.
Produk tersebut termasuk bensin, bahan bakar jet, gas oil, dan bitumen untuk mendukung berbagai industri. Dus, TPIA akan membantu mengisi kekurangan pasokan produk kimia, seperti Mono Ethylene Glycol (MEG), polyol, serta ethylene, propylene, dan styrene monomers, untuk mendukung proses manufaktur di Indonesia.
Langkah tersebut diungkap perseroan akan memperkuat pasokan energi di dalam negeri serta mengurangi ketergantungan pada entitas asing.
Baca Juga: Chandra Asri Tingkatkan Investasi di Bidang Pengadaan Bahan Baku Biofuel
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News