Reporter: Agung Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemicals Tbk (TPIA) meyakini perolehan kinerja di akhir tahun ini akan semakin baik dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Harry Tamin, Head of Investor Relations TPIA mengatakan, permintaan produk petrokimia saat ini cenderung membaik.
Di tengah pandemi ini, Chandra Asri melihat ada kecenderungan penggunaan packaging setiap transaksi online. "Belum lagi ada permintaan alat pelindung diri (APD), masker dan lainnya yang materialnya adalah produk petrokimia," terang Harry saat paparan publik virtual, Jumat (13/11).
Chandra Asri optimistis bisa mengisi pasar dalam negeri, sebab Chandra Asri mampu menjadi market leader di pasar petrokimia lokal. Guna memenuhi tren permintaan itu total kapasitas produksi TPIA telah meningkat menjadi 4,23 juta ton per tahun di tahun 2020. Tahun lalu, kapasitas produksi baru mencapai level 4 juta ton.
Baca Juga: Barito Pacific (BRPT) bukukan keuntungan setelah sebelumnya rugi
Penambahan total kapasitas tersebut berasal dari ekspansi pabrik MTBE dan Butene-1 Chandra Asri di tahun ini. Selain itu, untuk mendorong bisnisnya, TPIA juga telah menjajaki kerjasama dengan Royal Vopak (Vopak), perusahaan penyimpanan tangki independen asal Belanda, dengan menandatangani letter of intent (LOI) untuk mendirikan perusahaan patungan (joint venture).
Kemitraan keduanya dalam membentuk perusahaan patungan ini akan fokus pada kolaborasi di bisnis infrastruktur industri di Cilegon, Provinsi Banten. Chandra Asri dan Vopak akan menjajaki peluang penyimpanan yang menarik di jaringan pasokan, untuk membantu mengembangkan rantai nilai petrokimia yang ada dan membangun fondasi untuk perluasan klaster industri di Cilegon.
"Tentu ini suatu kolaborasi strategis kami dengan Vopak, akan menguatkan rencana strategis Chandra ASri di masa depan, agar supaya jetty dan tangki kami dapat dikelola perusahaan itu," sebut Harry.
Tak berhenti disitu, TPIA juga berinovasi dengan mengoperasikan enclosed ground flare (EGF) atau teknologi suar tanpa asap di komplek petrokimianya. Adapun teknologi suar tanpa asap ini meminimalisir dampak sosial dan lingkungan dari aktivitas operasional pabrik.
Suryandi, Direktur TPIA saat paparan publik mengatakan, teknologi tersebut mampu membakar 220 ton hidrokarbon setiap jamnya dan mengurangi resiko terhadap lingkungan sekitar. "Jadi dampaknya akan dirasakan oleh komunitas disekitar kami yang dapat tumbuh sehat. Jika hubungan dengan komunitas masyarakat selaras maju maka operasional kami di masa depan pun dapat tumbuh bersama," ujarnya.
Merujuk pada laporan keuangan Chandra Asri, pendapatan bersih sebesar US$ 1,27 miliar hingga kuartal III 2020. Realisasi ini menurun 8,6% dari pendapatan di periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 1,39 miliar.
Manajemen Chandra Asri mengatakan, penurunan pendapatan TPIA disebabkan oleh penurunan harga penjualan rata-rata produk petrokimia sebesar 21,69% secara tahunan menjadi US$ 780 per ton di kuartal ketiga tersebut. Harga pasar global ethylene dan polyethylene menurun cukup tajam, masing-masing 22,59% dan 24,36% menjadi US$ 682 per ton dan US$ 860 per ton.
Selanjutnya: Rencana megaproyek CAP II milik Chandra Asri tetap lanjut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News