Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Francisca bertha
KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Dalam gelaran CXtraordinary Evening dan Tech Executive Award 2025 yang berlangsung di Hutan Kota by Plataran, Jakarta, Joel Anugraha Djuwadi, CEO HERA, memaparkan perkembangan pesat platform chatbot AI lokal ini dalam enam bulan terakhir.
Sejak diluncurkan pada November lalu, HERA (Human Empathetic Robot Agent) telah digunakan oleh berbagai brand besar dan membuktikan efektivitasnya dalam mendukung layanan pelanggan dan penjualan di sejumlah industri.
Pihaknya telah mendapat klien hingga 10 brand dan menyoroti salah satu pencapaian penting HERA dalam membantu proses kualifikasi penjualan di sektor otomotif.
“Dengan adanya AI, kita sudah bisa membantu tim telemarketer mereka untuk mendapat visibility leads dua kali lipat dibanding bulan sebelumnya,” jelasnya.
HERA dikembangkan dengan pendekatan bukan dari sisi teknologi semata, tetapi dari akar pengalaman panjang di bidang layanan pelanggan. Joel menjelaskan bahwa HERA sebagai perusahaan customer service yang memberikan solusi teknologi.
"Sejak konsepsinya CARRE CX 25 tahun yang lalu, kita sudah membuat beberapa parameter yang mengukur layanan pelanggan yang baik di Indonesia,” ujar Joel.
Platform ini dirancang dengan pendekatan empatik dan personal. “Kalau bicara dengan HERA itu seperti bicara dengan orang yang penuh sopan santun,” jelasnya.
Baca Juga: Ini Pertanyaan yang Tidak akan Pernah Dijawab oleh DeepSeek Chatbot AI Buatan China
Hal ini dimungkinkan karena HERA dibangun dengan model interaksi yang tidak hanya responsif dan akurat, tetapi juga memperhatikan aspek kultural dan emosional. Selain itu, Joel menekankan bahwa sistem HERA 100% berbasis data lokal dan dijalankan di cloud dalam negeri, menjamin keamanan dan kerahasiaan data klien.
Meski masih tergolong baru, HERA sudah menjajaki berbagai industri. Selain otomotif, HERA kini juga bekerja sama dengan Biomedica di sektor laboratorium kesehatan, serta mulai merambah ke industri F&B dan ritel.
Namun, Joel juga menyoroti tantangan yang dihadapi HERA di tengah kompetisi pasar yang kian padat. “Market sekarang sangat banyak kompetitor. Bahkan ketika mendekati klien, kami bukan meeting pertama dengan enterprise. Tapi justru itu lebih baik, karena kami tidak perlu menjelaskan ke klien dari awal soal produk yang kami punya” jelasnya menjawab pertanyaan Kontan saat sesi doorstop, Selasa (3/6).
Meskipun demikian, ia melihat ini sebagai peluang untuk menonjolkan diferensiasi HERA dalam menghadirkan solusi berbasis AI yang benar-benar relevan dan kontekstual.
Baca Juga: Tangkap Peluang, Tetra Pak Cermati Tren Kopi Siap Minum dalam Kemasan Tumbuh Pesat
Dengan tren teknologi yang semakin mengarah ke pemanfaatan generative AI (gen AI), Joel yakin adopsi akan terus meluas. “Gen AI itu adalah inovasi yang tetap. Tahun ini dan tahun depan, pasti banyak enterprise termasuk SME yang akan mengganti sistem mereka ke gen AI,” tegasnya.
Ia menyatakan bahwa AI bukan lagi teknologi masa depan, melainkan sudah menjadi bagian dari keseharian operasional bisnis.
Joel juga menyampaikan target ambisius HERA tahun ini. “Rencana HERA di tahun ini hyper growth. Kamimau dapat klien sebanyak mungkin, tapi kita juga fokusnya di enterprise," ungkapnya.
Dengan teknologi yang dikembangkan berdasarkan nilai lokal, keamanan data, dan empati pelanggan, HERA tampil sebagai inovasi AI lokal yang bukan hanya canggih, tetapi juga relevan dan siap bersaing di tingkat nasional maupun global.
Selanjutnya: Kuliah di UT 2025 Bisa Bayar per SKS atau Semester, Ini Rinciannya
Menarik Dibaca: 5 Cara Menyimpan Daging Kurban di Kulkas biar Awet untuk Daging Sapi dan Kambing
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News